Lihat Produksi Rengginang Peserta Famghat SD Musix Diangkut 25 Mobil VW; Liputan Basirun
PWMU.CO – Rumah Makan Panglipuran Magelang menjadi jujukan pertama para peserta Famili Gathering (Famghat) keluarga besar SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gadung Surabaya, Kamis (1/6/2023).
Para peserta dimanjakan berbagai menu yang disediakan di ‘rumah joglo’. Ruangan rumah makan tersebut didesain klasik. Lantainya terbuat dari plesteran (tanpa menggunakan keranik), dinding, dan pintunya berbahan kayu jati.
Di meja telah dihilangkan beberapa menu, di antaranya adalah gudeg, kresengan jerohan ayam, capcai, nasi goreng, dan beberapa olahan yang lain.
Sepertinya memang sudah cukup jenuh perjalanan setelah keluar pintu tol Bawen Semarang, sehingga hidangan yang disuguhkan ludes.
Setelah melepas lapar dan dahaga, pelayanan dilanjutkan VW Tour Borobudur
Menariknya wisata ini, para wisatawan diantar mengendarai VW Safari Pak Camat ke pusat home industry yang berlokasi di Dusun Tingal Wetan, RT 5 RW 2, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang. Dari beberapa home industry yang menjadi pilihan adalah rengginang Bu Yatin.
Untuk mengangkut rombongan dari SD Musix Surabaya ini memerlukan 25 unit mobil produksi tahun 1951-an.
Proses Pembuatan Rengginang
Sesampainya di lokasi, para tamu disambut oleh guide pabrik rengginang Bu Yatin. Minuman teh hangat dan rengginang gurih telah disuguhkan. Rasa penasaran para pelancong SD Musix ini benar-benar terjawab. Setelah ngincipi jajanan berbahan dasar ketan ini para peserta mendapat penjelasan bagaimana membuatnya.
Bahan baku pembuat rengginang seperti beras ketan, bawang putih, garam dan terasi.
Untuk proses pembuatannya, dimulai dari beras ketan dibersihkan. Kemudian direndam selama sekitar dua jam. Lalu di kukus 30 menit dan campur bumbu dengan cara diaduk. Setelah itu dikukus lagi selama 10 menit dan dicetak.
“Terakhir dijemur selama 1-2 hari. Jika sudah kering, digoreng dan dikemas,” terang guidebernama Edi Priono.
Setelah mendapat penjelasan beberapa ibu mencoba praktik membuat rengginang didampingi karyawan. “Begini ta, Mbak bentuknya,” tanya Yitniani Nuryanti alias Yanti salah seorang peserta yang antusias ingin bisa membuat.
“Betul Bu, tetapi bentuknya kurang rapi,” jelas salah seorang karyawan pendamping tamu. Selanjutnya dia menjelaskan cara membuat yang benar
Bahan yang sudah siap itu dimasukkan cetakan yang terbuat dari bambu sebesar tatakan gelas, kemudian dipijat-pijat menggunakan jari telunjuk hingga membentuk sesuai cetakan, kemudian dibalik untuk memisahkan dengan cetakannya.
“Oalah, iya. Tapi ini kok agak keras, apakah karena sudah dinginnya, Mbak,” tanya Yanti penasaran.
“Iya, Bu. Memang lebih mudah jika bahannya masih hangat,” sambung karyawan tersebut.
Merasa sudah cukup puas di rumah industri ini, para peserta famghat melanjutkan perjalanan ke objek wisata Svarga Bumi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni