PWMU.CO – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berkunjung ke Arab Saudi untuk melihat persiapan haji bagi calon jamaah haji (CJH) Indonesia.
Pada hari Jum’at (2/6/2023) waktu setempat, Muhadjir ke Padang Arafah untuk mengecek tenda-tenda yang akan digunakan wukuf bagi jamaah haji Indonesia. Pada tahun ini CJH Indonesia yang akan datang ke Arafah berjumlah 221.000.
Turut mendampingi Muhadjir, antara lain Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, Ketua PPIH Arab Saudi 1444 H Subhan Cholid, serta Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Warsito.
Muhadjir menyampaikan semua tenda yang diperlukan untuk menampung jamaah haji Indonesia sudah dibangun oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan siap digunakan. Muhadjir menambahkan tenda-tenda tersebut nantinya akan dilengkapi fasilitas tempat tidur dan beralas karpet yang nyaman. Sebelumnya, PPIH juga telah melapisi lantai tenda dengan pasir sehingga diharapkan permukaan tanah menjadi lebih rata.
“Ini salah satu contoh tenda yang disiapkan, tenda ini tertutup dan ada fasilitas AC. Nanti ini (tanah) akan ditutup dengan plastik, setelah itu diatasnya akan dipasang karpet, setelah karpet nanti diberi kasur,” ujar Muhadjir usai meninjau sejumlah tenda di Arafah.
Berdasarkan keterangan dari PPIH, Muhadjir mengatakan setiap jamaah akan mendapatkan hak sebanyak 1,2 meter bidang tanah beserta perlengkapan tidur dan istirahat lainnya. Menurutnya fasilitas yang disiapkan oleh panitia sudah bagus dan relatif jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Setiap jamaah mendapatkan hak 1,2 meter, nyaman karena ada AC. Mereka yang datang malam hari nanti bisa tidur dulu, menginap disini dengan fasilitas yang menurut saya sangat bagus. Relatif jauh lebih baik dibanding beberapa tahun yang lalu dan jika masih ada kekurangan nanti akan kita adakan perbaikan,” ungkap Muhadjir.
Beberapa fasilitas penunjang juga telah disiapkan oleh PPIH, seperti lampu penerangan dan saklar listrik. Selain itu, pihak PPIH juga telah melakukan renovasi toilet serta meminta Syarikah Saudi untuk melakukan penambahan toilet di setiap maktab untuk mengurangi antrean yang panjang.
Saat meninjau lokasi di area tenda, Muhadjir sempat berbincang secara langsung dengan pelaksana renovasi. Mereka menyampaikan kesiapan dan kegembiraannya menyambut jamaah haji Indonesia. Tampak di lokasi, meskipun Jumat adalah hari libur, namun terlihat ada beberapa petugas yang masuk kerja.
Kunjungi Madinah
Muhadjir Effendy melanjutkan kegiatannya di Kota Madinah pada Sabtu (3/6/2023). Dia bertolak dari Makkah ke Madinah menumpangi Kereta Kecepatan Tinggi Haramain (Haramain High Speed Railway).
Sama seperti di Kota Makkah, di Kota Madinah, Muhadjir juga melakukan peninjauan kesiapan pelayanan dan fasilitas jamaah haji Indonesia, khususnya untuk jamaah haji lanjut usia (lansia).
Setibanya di Madinah, Muhadjir melakukan peninjauan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Madinah. Di sana, dia melihat proses pelayanan kesehatan oleh para petugas, dan berinteraksi dengan beberapa orang jamaah haji Indonesia yang sudah sepuh yang tengah diperiksa kesehatannya. Kebanyakan para jamaah haji sepuh yang tengah diperiksa karena memaksakan diri untuk menjalankan seluruh rangkaian haji, sehingga mengalami gangguan kesehatan dan kelelahan.
“Pesan saya kepada mereka yang berusia lanjut supaya menjaga diri kesehatannya sebaik-baiknya. Kalau ada penyakit komorbid segera melapor kepada petugas kesehatan setempat. Kalau ada terasa gangguan kesehatan segera melapor kepada ketua rombongan, supaya ketua rombongan bisa meneruskan kepada petugas yang bertanggung jawab. Mudah-mudahan semua bisa menjalankan ibadah dengan baik,” ujarnya.
Selain mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia, Menko PMK juga mengunjungi pemondokan jamaah haji Indonesia di Madinah, yakni di Taiba Front Hotel yang berada tidak jauh dari Masjid Nabawi.
Muhadjir berbincang dan berinteraksi dengan jamaah haji Indonesia. Salah seorang jamaah haji Indonesia berusia lanjut, yaitu Rustam (98 tahun), menyampaikan terkait makanan yang disediakan oleh para petugas.
Anggota jamaah haji sepuh asal Blitar itu menyampaikan bahwa dia menikmati makanan yang disajikan oleh petugas haji Indonesia di Kota Madinah. Jamaah Indonesia mendapat jatah makan tiga kali sehari selama berada di Kota Madinah.
Rustam merupakan anggota jamaah tertua dari Kloter Madiun, tetapi tubuhnya masih bugar dan sehat. Menurut anggota jamaah yang lain, Rustam bahkan selalu naik tangga menuju ke kamarnya yang berada di lantai 9, tidak menggunakan lift.
“Masyaallah. Sehat terus ya Pak. Semoga menjadi haji mabrur,” kata Muhadjir setelah mendengar cerita dan kebiasaan Rustam.
Muhadjir meminta Rustam dan anggota jamaah haji yang berusia lanjut untuk terus menjaga kesehatannya. Dia berpesan supaya jamaah haji usia lanjut tidak memforsir (memaksakan) diri untuk melaksanakan ibadah-ibadah sunah selama berada di Tanah Suci.
“Banyak-banyak istirahat ya Pak, Bu. Jangan banyak memaksakan yang sunah. Haji itu yang penting di Arafah. Semoga semuanya menjadi haji mabrur,” pesan Muhadjir kepada jamaah haji Indonesia, sebagaimana rilis Biro Hukum, Persidanan, Organisasi, dań Komunikasi Kemnko PMK yang ditrerima PWMU.CO, Senin (5/6/2023) sang.
Sebagai informasi, pada 7 Mei 2023, Indonesia menerima tambahan kuota 8000 jamaah haji, sehingga total Jemaah Haji Indonesia pada 2023 berjumlah 229.000 jamaah, yang diberangkatkan melalui 13 Bandar Udara Embarkasi Haji.
Pelaksanaan ibadah haji telah dimulai sejak kloter pertama diberangkatkan pada 24 Mei 2023 lalu. Secara bertahap jamaah haji dijadwalkan akan berangkat ke Arab Saudi hingga 22 Juni 2023 mendatang.
Salah satu tantangan penyelenggaraan ibadah haji pada tahun ini adalah tidak adanya pembatasan usia untuk jemaah yang akan melaksanakannya. Terdapat 203.320 dari kuota reguler, dimana 67.000 jamaah di antaranya berusia 65 tahun ke atas diprioritaskan atau berkisar 30 persen dari total keseluruhan.
Oleh sebab itu, pemerintah mengusung tagline “Haji Ramah Lansia”. Pemerintah memastikan agar semua sarana dan prasarana dalam pelaksanaan ibadah haji dapat diakses dan memudahkan lansia dalam menjalankannya. Para petugas haji juga mendapat pelatihan secara khusus untuk memberikan pemahaman mendalam tentang kebutuhan fisik, emosional, sosial, dan kognitif lansia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni