PWMU.CO– Kajian lingkungan digelar IMM Malang Raya secara online Senin (5/6/2023) malam.
Topik yang dibahas Keberpihakan Muhammadiyah terhadap Isu Ekologi. Acara ini menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh 5 Juni 2023.
Kajian lingkungan melalui Zoom Meeting menghadirkan tiga narasumber dari Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah. Yaitu Ir. Hidayat Tri Sutardjo M.M, Hening Purwati Parlan MM, dan Muhammad Sholeh (Sekretaris Bidang Lingkungan Hidup DPD IMM Jawa Timur).
Kajian lingkungan dihadiri oleh 76 peserta dari IMM seluruh Indonesia. Diskusi berlangsung selama lebih dari dua jam itu melahirkan berbagai pandangan terhadap isu lingkungan.
Ir. Hidayat menyatakan, Ormas Islam, apalagi Muhammadiyah harus merespon perubahan iklim yang sedang terjadi. Ada lima hal yang perlu dilakukan seperti pendidikan dan kesadaran masyarakat, aksi langsung, pengembangan solusi lokal, membangun jaringan, pelobi dan advokasi.
”Muhammadiyah aktif dalam gerakan penyelamatan lingkungan selaku khalifah di muka bumi. Mengacu pada surat Hud (11): 61 yaitu sebagai upaya memakmurkan bumi dan alam semesta. Majelis Lingkungan Hidup telah membangun rumah literasi mangrove, serta pelatihan mengenai isu lingkungan,” katanya.
Edukasi dan gerakan yang dilakukan oleh Muhammadiyah seperti sekolah sungai, sekolah energi, sekolah ekologi dan perubahan iklim, sekolah kader lingkungan, sekolah sedekah sampah, sekolah AliMM, sekolah ramah lahan gambut mangrove, sekolah ramah limbah plastik dan sekolah pertanian berjamaah.
Perempuan dalam Perspektif Ekologi
Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Hening Purwati, menyampaikan sejak awal berdiri Muhammadiyah telah memikirkan peran perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, terlebih bagaimana perempuan bisa menjadi madrasah pertama untuk menyuarakan isu lingkungan di kalangan keluarga.
”Hal itu dibuktikan berdirinya Aisyiyah yang menjunjung kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Muhammadiyah juga membangun masjid perempuan pertama di dunia, yaitu Masjid Aisyiyah di Yogyakarta. Hal tersebut memberi ruang bagi perempuan untuk terus berkontribusi bagi masyarakat umum serta menjadi bentuk keberpihakan Muhammadiyah terhadap perempuan,” katanya.
Menurut dia, konsep ibu bumi lahir dari pandangan Islam dan barat. Dalam surat Lukman (31):14 menyebut ” Kami oerintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepadakulah kembalimu.”
Dia menafsirkan, seorang ibu seperti alam, dianggap sebagai rahim peradaban. Sejalan dengan pemikiran Barat, yang dikenal dengan istilah mother earth (ibu bumi) yang dimaknai bahwa ibu sebagai bumi, jika bumi tersakiti maka sakitlah sang ibu.
Peran IMM Terhadap Isu Lingkungan
Muhammad Sholeh, Sekretaris Bidang Lingkungan Hidup DPD IMM Jawa Timur menyampaikan, memetakan cabang yang memiliki persoalan lingkungan untuk memudahkan daerah yang memiliki persoalan lingkungan. Hadirnya Bidang LH menjadi wadah bagi kader untuk mengkaji mengenai isu lingkungan yang marak terjadi.
Menurut dia, Jawa Timur banyak terjadi konflik lahan antara masyarakat dan perusahaan. Salah satu upaya untuk menjawab persoalan lingkungan. IMM menyuarakan melalui kampanye serta agenda-agenda lain.
Agenda Darul Arqam Madya (DAM) di Ponorogo, sambung dia, mengangkat isu lingkungan dan PC IMM Malang Raya kampanye darurat iklim bersama jaringan organisasi lainnya.
Penulis Ardi Firdiansyah Editor Sugeng Purwanto