PWMU.CO – Jangan salah! Semar Mesem bukan Semar Badrayana, tokoh utama Punakawan yang sedang mesem (tersenyum), melainkan singkatan dari Semangat Ranting Medoan Semampir.
Semer Mesem adalah Kajian Ahad Pagi yang rutin dari Ranting ke Ranting yang dilàksanakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukolilo yang kali ini (7/5) bertempat di Ranting Mesem (Medokan Semampir), tepatnya di halaman sebuah rumah di Tanjung Permai B/66 Surabaya.
(Baca: Bila Falsafah Jawa ‘Eling lan Waspodo’ Jadi Tema di Pengajian Muhammadiyah)
Dalam sambutannya, Ketua Ranting Mesem menyampaikan bahwa meskipun belum punya kantor, tetapi sudah punya rumahyang sehari-hari dipakai untuk les private gratis bagi putra-putri Warga Muhammadiyah dan warga perumahan.
Menurut Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Muhammad Arifin, yang menjadi penceramah dalam kajian itu, pembelian rumah di sebuah perumahan merupakan langkah yang sangat strategis.
“Mengingat masih kurangnya dakwah komunitas di lingkungan perumahan,” ujar Arifin yang menjelaskan bahwa dakwah komunitas di lingkungan perumahan merupakan bagian dari dakwah khusus. Yang menarik, selain dihadiri oleh anggota PCM dan PRM se-Cabang Sukolilo, hadir juga warga Nahdiyin.
Dalam ceramahnya, Arifin mengambil tema “Eling lan Waspodo” falsafah Jawa yang berasal dari Semar. Pas dengan nama kajian: Semar Mesem. “Dalam perspektif Islam, eling (ingat) berarti sebagai hamba Allah harus selalu ingat akan 3 hal, yaitu ingat dari mana kita diciptakan, ingat untuk apa kita diciptakan, dan ingat kemana kita akan kembali (mati),” ujarnya.
(Baca juga: Di Daerah Rawan Penyakit Sosial, Lembaga Dakwah Khusus Muhammadiyah Jember Dirikan ‘Rumah Pencerahmu’)
Menurut Arifin, jika ketiga hal di atas bisa diingat-ingat, maka manusia tidak akan bersikap sombong. “Adigang adigung adiguno dalam bahasa Jawanya,” kata Arifin.
Sedangkan yang dimaksud waspodo, tambahnya, adalah waspada terhadap godaan-godaan dunia yang membuat manusia gagal sebagai hamba Allah yang baik. (MN)