Pesan Ketua PWA Jatim di Pengukuhan PDM dan PDA Sidoarjo

Begini Pesan Ketua PWA Jatim di Pengukuhan PDM dan PDA Sidoarjo; Liputan Kontributor PWMU.CO Sidoarjo Alfi Faridian.
Dra Rukmini Amar MAp saat memberi sambutan (Alfi Faridian/PWMU.CO)

Pesan Ketua PWA Jatim di Pengukuhan PDM dan PDA Sidoarjo; Liputan Kontributor PWMU.CO Sidoarjo Alfi Faridian.

PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Dra Hj Rukmini Amar MAp menyampaikan sambutan di Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (10/6/23).

Mengawali sambutannya, Bunda Rukmini menyampaikan, “Jika ketua Pimpinan Muhammadiyah mengatakan bahwa Aisyiyah adalah sayap dari Muhammadiyah, maka Aisyiyah adalah istri Muhammadiyah yang menikah pada tahun 1917,” ujarnya memberi analogi.

Bertempat di Auditorium AR Fakhruddin SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda), dia berpesan kepada kader-kader Aisyiyah, bahwa sebagai istri Muhammadiyah harus memperhatikan tiga hal. Pertama, perempuan itu unik, mengelola rumah tangga, dan mengelola umat.

Namun sebagai seorang perempuan, tetap berharap mendapatkan bimbingan dari suaminya. Seperti kisah Nabi Ibrahim AS, Bunda Siti Hajar selalu mendapatkan bimbingannya untuk mengantarkan putra tercinta Ismail. “Maka untuk mengelola umat, Aisyiyah tetap harus mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tuturnya.

Bunda Rukmini melanjutkan, sehubungan dengan memajukan generasi di Sidoarjo, peran Aisyiyah tidak harus disamakan dengan Muhammadiyah. “Di bidang pendidikan, Aisyiyah fokus pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Anak Usia Dini (Dikdas Paud),” jelasnya.

Lima Karakter Gerakan Aisyiyah

Dia lalu menjelaskan perihal lima karakter gerakan Aisyiyah. Pertama Islam berkemajuan. Islam berkemajuan memiliki empat semangat yaitu semangat bertakwa, mencari ilmu, berkolaborasi, dan menjadi unggul. “Oleh karena itu, Aisyiyah siap berjuang bersama-sama dengan Nahdlatul Ulama, Muslimat, termasuk mengembangkan jejaring dengan dunia pemerintahan,” paparnya.

Karakter kedua gerakan perempuan berkemajuan. Sedangkan ketiga berbasis gerakan masyarakat bawah. “Artinya gerakan perempuan dimulai dari ranting Aisyah. Di Ranting Aisyiyah punya TK, dibentuk pengajian, membangun keshalihan, hingga Taman Pendidikan Quran. Bahkan dibangunnya mushala perempuan semua itu untuk membina kaum perempuan,” terangnya.

Keempat, sambungnya, gerakan amal usaha. Di Sidoarjo, Aisyiyah memiliki banyak amal usaha seperti rumah sakit, sekolah-sekolah PAUD, yang semua itu harus dirawat dan dikembangkan. “Bagaimana citra dakwah Islam itu justru muncul di amal usaha, maka harus ada pembinaan,” tuturnya.

Pesan yang kelima adalah gerakan mencerahkan. Sesuai dengan logo yang menggambarkan sinar matahari berjumlah 12. Bagaimana  menjadi penolong agama Allah, Aisyiyah  harus mencerahkan dan memberikan sinar, jangan sampai menggelapkan. “Bisa dikatakan selama 24 jam Aisyiyah harus memberikan pencerahan pada seluruh yang ada di alam ini,” urainya.

Pesan penutup, Bunda Rukmini mengutip Surah Muhammad ayat 7 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(*)

Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version