Musycab Dimeriahkan Reog Singo Mulang Joyo, Dakwah via Seni Perlu Digiatkan, liputan kontributor PWMU.CO Lumajang Kuswantoro.
PWMU.CO – Pembukaan Musyawarah Cabang (Musycab) Ke-9 Muhammadiyah dan Aisyiyah Tempursari Kabupaten Lumajang Jawa Timur digelar di Aula Balai Desa Bulurejo Kecamatan Tempursari, Ahad (11/6/2023).
Tampak hadir Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lumajang dr Halimi Maksum, Sekretaris PDM Lumajang Zainal Abidin, dan Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Lumajang Aini Mardiana.
Kegiatan pembukaan musycab dimeriahkan dengan penampilan kesenian Reog Singo Mulang Joyo milik Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kaliuling yang dipandegani oleh Ketua PRM-nya Poniran Gondho.
Ditemua PWMU.CO di lokasi pembukaan musycab, Poniran Gondho menyampaikan, PRM Kaliuling dalam Musycab Ke-9 Tempursari ini sengaja menampilkan kesenian lokal miliknya. Ini agar Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah juga tidak meninggalkan budaya adi luhung.
“Dakwah itu kita lakukan tidak melalui mimbar saja, tetapi dakwah melalui seni perlu kita giatkan. Ini mengingat kultur masyarakat kita dengan berbagai latar belakang,” ungkapnya.
“Kami dari PRM Kaliuling sangat bangga ketika ada kegiatan besar seperti ini dilibatkan. Mudah-mudahan ini menjadi penyemangat kami dalam berdakwah amar makruf nahi munkar,” imbuhnya.
Barometer Pergerakan Muhammadiyah
Sementara itu Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tempursari Rondi Hendrianto mengungkapkan, Musycab Ke-9 Muhammadiyah dan Aisyiyah Tempursari kali ini serasa musyda karena kami siapkan sebaik mungkin.
“Musycab merupakan agenda lima tahunan, sehingga momen ini tidak kami lewatkan. PCM Tempursari harus menjadi contoh walaupun jauh dari kota. Agar menjadi barometer pergerakan Muhammadiyah yang mencerahkan serta berkemajuan,” jelasnya.
Dalam kegiatan musycab ini semua unsur kami undang. Baik dari kecamatan, desa, unsur ormas MWC NU, Muslimat maupun Fatayat.
“Kita tunjukkan kebersamaan dalam membangun Tempursari yang lebih baik lagi, dan peran Muhammadiyah juga sangat diperlukan,” terangnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.