PWMU.CO – Ilham Arrasyid, sosok termuda dalam jajaran personel majelis dan lembaga PDM Sidoarjo. Usia menginjak 25 tahun. Dia sekarang menjabat sekretaris Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPK SDI).
Hal itu terungkap saat acara pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo di Auditorium AR Fachruddin SMA Muhammadiyah 2, Sabtu (10/6/2023).
Pria berkacamata itu tak asing di kalangan aktivis gerakan mahasiswa di Sidoarjo. Pengalaman menjabat ketua Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Sidoarjo periode 2021 – 2022.
”Saya berharap dapat menggawangi proses perkaderan dan mampu mengembangkan dakwah persyarikatan,” ucap Ilham Arrasyid.
Saat menjabat di IMM, pria asal Tulangan Sidoarjo ini menjadi penggerak berdirinya Komisariat IMM di berbagai kampus, antara lain Komisariat IMM STKIP PGRI Sidoarjo, Unusida, STAINIM, dan Poltekkes Sidoarjo.
Sekarang dia dipercaya sebagai sekretaris Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Tulangan periode 2022-2026. ”Saya berharap dapat terus mengibarkan dan mensyiarkan dakwah persyarikatan Muhammadiyah di berbagai level kalangan,” kata pria yang biasa dipanggil Abah itu.
Ia mengisahkan pengalaman mendirikan IMM di kampus-kampus non Muhammadiyah yang memiliki dinamika dan tantangan luar biasa. Dengan semangat melebarkan dakwah Persyarikatan di semua tempat dia hadapi tantangan itu.
Pendirian IMM di kampus non Muhammadiyah dimulai 2010. Berawal dari banyak kader dari kampus non Muhammadiyah bergabung IMM. Namun baru di tahun 2021 PC IMM Sidoarjo mendeklarasikan.
Proses persiapan pendirian komisariat menemukan hambatan. ”Ada intimidasi dari organisasi mahasiswa ekstra kampus lain hingga dihambatnya izin oleh pimpinan kampus,” cerita Abah.
Untuk memperkuat dukungan kala itu PC IMM membangun komunikasi dengan Ortom lainnya di tingkat daerah yaitu IPM, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan simpatisan Muhammadiyah yang tergabung di komunitas kecil kampus non Muhammadiyah.
Program prioritas komisariat IMM di kampus non Muhammadiyah tidak hanya soal ideologi tapi aksi sosial dan gerakan kemanusiaan.
Menurutnya, dakwah Muhammadiyah untuk mengembangkan tiga pilar poros perkaderan yakni kader umat, kader persyarikatan, dan kader bangsa.
”Kita sebagai kader Muhammadiyah harus mampu membawa semangat kebaikan di berbagai macam tempat dan kesempatan,” ujarnya.
Dia mengutip al-Quran surat ash-Shaff ayat 4. ”Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
Ayat itu, sambung Ilham Arrasyid, menjadi landasan saling bersinergi dan berkolaborasi agar dapat mencapai tujuan kebaikan sehingga tidak ada yang merobohkan perjuangan.
Penulis Naimul Hajar Editor Sugeng Purwanto