Program Prioritas PDNA Lamongan
Saat ditanya tentang keputusannya memakai cadar, Arika menjelaskan alasan utama adalah karena perintah suami.
“Kemudian saya membaca berbagai referensi, saya ambil hukum cadar adalah sunnah, jadi masih ada momen-momen saya tidak makai cadar,” ungkapnya.
Perempuan yang sehari-hari mengajar ngaji anak-anak TPQ dan ibu-ibu lansia ini mengaku memakai cadar sejak Tahun 2017.
“Bagi saya, bercadar bisa menguntungkan saya yang malas berdandan,” tuturnya sambil tertawa kecil. Ia menyadari, keputusan memakai cadar tentu mengalami liku-liku.
Kepada PWMU.CO, Selasa (13/6/2023) Arika mengaku akan memprioritaskan program perkaderan daiyah Nasyiatul Aisyiyah. Menurutnya, ia akan menyesuaikan dengan analisa periode yang lalu, bahwa Nasyiatul Aisyiyah saat ini mengalami krisis mubalighat.
“Maka ini yang menjadi prioritas kami, yakni mengkader calon-calon daiyah Nasyiah, dengan cara meningkatkan perkaderan nasyiah secara menyeluruh dan menguatkan ideologi kader Nasyiah,” tuturnya.
Arika Karim berharap, periode ini mampu mewujudkan tujuan Nasyiah yaitu terbentuknya putri Islam yang berarti bagi keluarga, bangsa, dan agama menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni