Modal 5M untuk Mendukung Istri Berorganisasi. Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Ketua PDNA Lamongan Periode 2016-2022 Desi Ratna Sari SH resmi terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur Periode 2022-2026.
Ia terpilih dalam Musywil Ke-12 Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur yang dilaksanakan Sabtu-Ahad (6-7/5/2023) di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Jalan Sumatera No 101, Randuagung, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.
Atas keterpilihannya tersebut, jabatan Desi Ratna Sari di PDNA Lamongan sudah selesai. Ia pun menyatakan pamit dari PDNA Lamongan pada Musyda Ke-11 PDNA yang digelar Sabtu, (10/6/2023) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Brondong.
Ditemui PWMU.CO, suami Desi Ratna Sari, yakni Afan Alfian SIP MIKom mengaku akan terus mendukung istrinya untuk berorganisasi.
Apalagi Afan juga seorang aktivis. Saat ini ia menjadi Ketua Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana PDM Lamongan periode 2022-2027.
“Dia kusebut sebagai istri, yang dalam keadaan apapun pasti menemani saya sebagai partner yang siap menerima dan mendukung apapun posisi dan keadaan saya,” ucapnya.
Menjadi suami, Afan mengaku perlu memberikan kesempatan istrinya dalam mengembangkan potensi maupun berinteraksi dengan perempuan lain dalam sebuah organisasi.
“Sebagai seorang suami, saya mungkin dapat beraktivitas sendiri tanpa harus ditemani seorang istri, tapi seorang istri tentu sangat butuh kebersamaan suami, meskipun hanya sebatas sebuah keridhaan untuk melaksanakan ketentuan agama,” katanya.
Modal 5M dalam Mendukung Aktivitas Istri
Dalam mendukung aktivitas istrinya, Afan pun mengaku senantiasa memberikan modal 5M untuk istrinya mengikuti organisasi.
“M yang pertama adalah Mendukung aktivitasnya. Lebih tepatnya memberikan izin ketika dia beraktivitas. Memang prioritas utama adalah keluarga, dan saya kira perempuan cerdas sudah paham dengan ini. Tapi dengan ridho dan izin suami, insya Allah akan membuat dia lebih ikhlas dan leluasa dalam berkarya,” tuturnya.
M kedua adalah membersamai aktivitasnya. “Membersamai bukan berarti suami tidak memiliki aktivitas, tapi di sinilah multi peran yang harus dilalui oleh seorang suami. Kegiatan suami tetap jalan, tapi juga tetap bisa mengawal dan membersamai seorang istri,” terangnya.
M ketiga adalah melengkapi kelebihan dan kekurangannya. Menurut Afan, setiap pasangan tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga tentu ada yang berbeda antara perempuan aktivis dengan yang bukan.
“Maka di sinilah peran suami melengkapi kelebihan dan kekurangan itu, sehingga dapat berjalan seimbang,” tuturnya kepada PWMU.CO, Sabtu (10/6/2023).
Keempat, menerima curhatannya. Menurut Afan, ketika saat ini istrinya harus berjuang di ranah yang lebih luas, maka problem yang akan dihadapi tentu tidak hanya di dalam rumah, antar tetangga, atau dengan warga komplek saja.
“Tentu problemnya akan lebih luas karena ia saat ini memiliki sekup interaksi yang lebih besar. Dan menurut saya dia butuh orang untuk curhat atas problematika tersebut. Sehingga suami cerdas akan menjadi sosok pertama yang menerima curhatan itu,” ucapnya.
Kelima, memberikan solusi. “Setelah mendukung, membersamai, melengkapi, menerima curhatannya, maka yang terakhir adalah memberikan solusi. Di sini lah peran terpenting suami dari perempuan aktivis. Harus solutif dan menjadi penguat perjuangan,” tandasnya.
Afan Alfian pun mengucapkan selamat atas suksesnya penyelenggaraan Musyda ke-11 Nasyiatul Aisyiyah Lamongan. Dia berharap, semoga ketua maupun anggota yang terpilih adalah perempuan muda yang visioner dan didukung penuh oleh suami cerdasnya.
“Karena di belakang perempuan kuat, pasti ada laki-laki yang lebih kuat,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni