PWMU.CO – Menggerakkan dakwah Islam tidak boleh dengan cara yang asal-asalan. Akan tetapi harus dengan strategi yang jitu dan terkonsep dengan rapi. Demikian pesan Muhammad Sholihin saat mengisi acara Rihlah Dakwah yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (LDK PWM) Jawa Timur di SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban, Kamis (11/5).
”Muhammadiyah bisa kuat karena memiliki inner dynamics. Yakni, kekuatan yang bersumber dari nilai-nilai atau ajaran Islam yang kaffah. Seperti nilai keikhlasan, militansi, berprinsip dan dengan pemikiran ideologi yang kuat serta kokoh,” ujar Ketua Majelis Tabligh PWM Jatim di dapan para peserta.
(Baca: Kisah Calon Pendeta Maria Sugiyarti yang Akhirnya Dapat Hidayah Masuk Islam)
Lebih lanjut pria yang pernah menjadi Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya ini menjelaskan ada 5 konsep keikhlasan berbuat yang membuat Muhammadiyah itu kuat. Pertama berbuat sesuatu karena perintah Allah. Kemudian, berbuat sesuatu karena akan ditolong Allah, ketiga berbuat sesuatu karena ingin dilihat Allah, keempat berbuat sesuatu karena menginginkan balasan Allah, dan kelima berbuat sesuatu akan dipertanggungjawabkan kepada Allah.
”Sejatinya dakwah itu membimbing atau mendidik masyarakat. Karenanya, berdakwah tidak boleh mengesampingkan muara dari pendidikan, seperti tilawah, tazkiyah dan ta’lim,” paparnya.
Pria asli Lamongan ini menambahkan ada lima cara ber-Muhammadiyah. Yakni, ber-Islam secara kaffah, berdakwah dengan istiqomah, berorganisasi yang amanah, berjuang dengan penuh keyakinan dan berkorban dengan Ikhlas. ”Ber-Muhammadiyah itu tidak lain adalah ber-Islam dengan sebenar-benaranya,” tegasnya.
(Baca juga: Mengambil Spirit Perang Badar, Saad Ibrahim: Berjuang dan Ber-Muhammadiyah Itu untuk Kemuliaan Islam)
Untuk itu, lanjut Sholihin ada lima aspek yang perlu untuk terus diperhatikan dan didinamisasikan di internal Muhammadiyah. Di antaranya reaktualisasi niali-nilai gerakan, optimalisasi peran pimpinan, revitalisasi regulasi organisasi, pengembangan pemikiran, dan revitalisasi amal usaha.
Sholihin lantas mengingatkan ada 5 tantangan dakwah di tataran internal Muhammadiyah. Mulai dari lemahnya ideologi keagamaan, lemahnya komitmen berorganisasi, lemahnya silaturrahim antar anggota, pertumbuhan amal usaha yang begitu cepat dan tidak diimbangi pertumbuhan anggota. ”Yang kelima adalah proses kaderisasi yang terbilang masih kurang efektif,” terangnya.
Di akhir tausyiyahnya, Sholihin mengingatkan bahwa keberhasilan seseorang di Persyarikatan bukan dilihat dari jabatan yang diperolehnya. Tapi, sejauh mana seseorang itu ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah yang ada di Persyarikatan. (imam/uzllifah/aan)