PWMU.CO – Sebelum kembali ke negaranya masing-masing, sebanyak 540 mahasiswa asing dari 78 negara yang selama setahun terakhir belajar di berbagai kampus di Indonesia, mengikuti International Gathering di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama tiga hari, Senin-Rabu (8-10/5).
Ke-540 mahasiswa tersebut merupakan penerima beasiswa Darmasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. “Ini adalah bagian dari soft diplomacy. Mereka disiapkan menjadi duta Indonesia di berbagai belahan dunia,” kata Ketua Panitia International Gathering, Soeparto.
(Baca: Wanita Singapura Ini Raih Gelar Doktor Tercepat di UMM)
Selama kegiatan, para warga asing itu mendapatkan penguatan informasi tentang bahasa, budaya, dan pariwisata Indonesia. Tak hanya pembekalan, mereka juga akan menampilkan berbagai pertunjukan, seperti nyanyian daerah, lagu-lagu nasional, hingga menari.
“Pengalaman menampilkan budaya Indonesia ini akan berguna kelak di negara masing-masing, ketika mereka diundang untuk tampil pada kegiatan kedutaan besar Indonesia,” jelas Soeparto yang juga Asisten Rektor UMM Bidang Kerjasama ini.
Salah satu mahasiswa asal Perancis, Solenn Hus mengaku terkesan dengan keanekaragaman budaya Indonesia yang tak ditemuinya di negara lain. Ia mengaku, Indonesia adalah negara yang tak pernah terpikir di benaknya untuk dikunjungi. Namun, sejak kunjungan pertamanya bersama keluarga ke Indonesia pada 2009, Solenn berubah pikiran. Di matanya, Indonesia adalah negara yang istimewa. Inilah yang mendasari Solenn memilih program studi Bahasa Indonesia di kampusnya di Perancis.
(Baca juga: Ketika Siswa Tiongkok Tertarik Kuliah di UMM)
“Indonesia amat luar biasa. Suku, bahasa, penduduk yang ramah, dan kekayaan budayanya tak pernah saya temui di negara lain. Pertama kali saya ke Indonesia pada 2009, sejak itu saya berlibur ke Indonesia setiap tahun. Saya jatuh cinta dengan tradisi kebudayaan Sulawesi, Bali, dan Lombok. Saya bisa belajar banyak dari negara dengan penduduk Muslim terbanyak. Berbeda-beda, tetapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika,” urai Solenn sambil tersenyum.
Soeparto menerangkan, terpilihnya UMM sebagai tuan rumah event bergengsi ini tak hadir begitu saja. UMM mendapatkan amanah dari Kemdikbud RI sejak 2015 silam. Hal ini dikatakan Soeparto berdasarkan berbagai pertimbangan, di antaranya lokasi yang strategis, kelengkapan infrastuktur dan fasilitas serta sumber daya manusia. “Hal ini menjadi poin penting bagi UMM untuk mencapai rekognisi internasional,” kata Soeparto.
Untuk mendukung kegiatan ini, sebanyak 85 mahasiswa UMM dari berbagai program studi ikut andil sebagai pendamping (buddy) bagi mahasiswa asing. Selain menambah pengalaman, para buddy ini akan punya kans lebih besar dalam hal jejaring internasional. “Mereka akan mendapatkan poin kredit yang akan menjadi pertimbangan tersendiri ketika mereka ingin mengikuti pertukaran atau studi ke luar negeri,” pungkas Soeparto. (hum/aan)