PWMU.CO – Tantangan untuk PWM Jatim disampaikan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti MEd MPd PhD di acara Capacity Building di Trawas, Jumat (16/6/2023).
“Saya tantang PWM Jatim mendapat sertifikasi ISO 90001,” kata Sayuti yang dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini.
Menurut dia, syarat ISO itu mudah yaitu catat apa yang dilakukan dan lakukan apa yang dicatat. Itulah yang menjadi tantangan di zaman digital ini sehingga daur hidup organisasi menjadi sehat.
“Saat Muktamar di Malang dulu Buya Syafii Maarif membuat pernyataan bahwa PWM Jatim itu siap menjadi PP (Pimpinan Pusat Muhammadiyah). “Kalau misalnya ada kudeta di Yogya dan Jakarta, maka pusat Muhammadiyah siap pindah ke Kertomenggal Surabaya,” selorohnya diringi derai tawa hadirin.
Kertomenanggal Surabaya maksudnya tempat Kantor PWM Jawa Timur Jl. Kertomenanggal IV/1. Dia bercerita, PRIM (Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah) malah punya semangat dan bertekad ada kantor PP Muhammadiyah di Sidney.
Sayuti menambahkan Muhammadiyah Australia College (MAC) guru-gurunya disubsidi pemerintah Austalia. “Di sini guru Muhammadiyah malah lari ikut PPPK,” ujarnya disambut tawa peserta.
Dikatakan, MAC itu sekolah pertama Indonesia di Australia, siswanya Australia, kurikulum Australia. Begitu juga UMAM (Universitas Muhammadiyah Malaysia) baru Muhammadiyah yang bisa membangun kampus di luar negeri.
Dia menekankan pentingnya penguatan organisasi. Pola interaksi di organisasi bukan tidak disengaja tapi harus disengaja. “Rapat di ranting, UPP jadi penting, ada absensi, untuk evaluasi kehadiran,” katanya.
Untuk itu organisasi harus sehat, efektif, efisien, meskipun organisasi menjadi besar. Dia ungkapkan tantangan internal Muhammadiyah. Seperti pekerjaan domestik, global, rencana pengembangan persyarikatan, AUM yang go global, PRM mati.
Tantangan itu harus bisa diatasi untuk menjaga Muhammadiyah jangan sampai ada penurunan. Karena itu hindari kubu-kubuan, apalagi sampai ada cabang atau PDM dibekukan.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto