
PWMU.CO – Setidaknya ada 3 alasan mengapa manusia diharuskan berdoa kepada Allah swt. Demikian beberapa pesan dari Ahmad Faruki Lc dalam kultum qiyamuramadhan di Masjid At Taqwa SMP Musasi, Senin (5/6).
Pertama, kata Faruki, karena manusia memang membutuhkan. Secara fitrah, lanjut dia, manusia makhluk yang lemah. Meski disebut dalam Quran surat At Tiin sebagi sebaik-baik makhluk.
“Coba lihat sapi atau kambing. Selesai dilahirkan bisa berdiri, minum susu, bahkan berlari. Tapi manusia butuh waktu untuk berjalan, untuk mengucap kata ayah-ibu pun butuh waktu setahun lebih. Manusia butuh waktu bertahun-tahun untuk belajar,” ujar Faruki.
Kedua, menurutnya, adalah karena manusia secara naluri butuh Dzat yang lebih tinggi sebagai tempat bergantung. Kehadiran nabi di tiap zaman, kata dia, bukan untuk menambah suatu ajaran, namun menarik kembali ajaran yang sudah diselewengkan.
“Lihat Bani Israil, tiap zaman pasti hadir nabi baru. Karena tiap ditinggal sebentar oleh nabi mereka, akan muncul Tuhan baru. Kaum nabi Muhammad juga begitu. Sudah ditanamkan Nabi Ibrahim ketauhidan, namun kafir Quraisy menyembah Allah dengan perantara berhala. Secara naluri, manusia ingin yang instan,” sambungnya.
Ketiga, lanjut Faruki, karena manusia berdoa tidak dengan hati. Hanya melafadzkannya saja. “Apakah ketika kita berdoa sapu jagat sudah terbayang surga? Atau hanya sekedar ingin dapat pahala? Padahal Allah berprasangka atas kehendak hambaNya,” tuturnya.
Maka perlu juga diperhatikan adab berdoa. Sudahkah memuji Allah menjadi hal yang pertama kali dilakukan? Kemudian mengakui kekuasaan Allah. Sebab, makna iyyaka, pada alfatihah, bermakna hanya padamu ya Allah. Ada makna tauhid di dalamnya.
Juga yang perlu diperhatikan, kata Faruki, apakah makanan, pakaian, minuman, yang masuk tidak terkontaminasi sesuatu yang haram? “Jangan sampai kita berdoa siang-malam ternyata makanan dan minuman yang masuk pada tubuh kita adalah yang haram,” jelasnya.
Faruki juga mengingatkan, jika ada golongan yang tidak tertolak doanya. “Mereka adalah orang yang berpuasa dan berbuka. Kemudian imam dan pemimpin yang adil, serta orang yang terdzalimi,” pungkasnya. (das)


0 Tanggapan
Empty Comments