Jelang Puncak Haji, Jamaah Diharap Jaga Kondisi Fisik. Penulis Sugiran.
PWMU.CO – Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan hari Wukuf 9 Dzulhijah 1444 bertepatan dengan Selasa 27 Juni 2017. Wukuf di Arafah adalah puncak ritual ibadah haji.
Untuk persiapan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, PWMU.CO melakukan wawancara khusus dengan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof Hilman Latif, Ahad (18/6/2023) pukul 23.30 WIB.
Hilman Latief yang berada di Tanah Suci menyampaikan, Kemenag terus melakukan evaluasi dan pengecekkan persiapan menjelang puncak haji. Pertama dari segi infrastruktur, terutama kesiapan fasilitas yang ada di Arafah.
“Meskipun sudah dipersiapkan sebelumnya, tetapi kita melakukan pengecekkan-pengecekkan. Apalagi jumlah jamaah saat ini bukan hanya normal, tetapi kita juga mendapatkan kuota tambahan 8.000 jamaah,” ungkapnya dari Jeddah.
“Maka kita lihat rasio kecukupannya. Berapa tenda yang disediakan, kemudian kapasitas per tenda berapa jamaah, toiletnya seperti apa pengaturannya. Dan juga tentu saja pelayanan yang akan diberikan kepada para jamaah,” tambahnya.
Kedua, lanjutnya, berkaitan dengan konsumsi. Kita terus berkoordinasi dengan pihak syarikah yang menghandel layanan konsumsi di masyair puncak haji. “Baik dari segi jumlah, jenis menu, kemudian juga bentuk layanannya. Ini terus kita pantau untuk memastikan semuanya bisa tersedia,” ungkapnya.
Persiapan Evakuasi ke Arafah
Ketiga, sambungnya, persiapan dalam konteks jamaah. Evakuasi jamaah dari hotel-hotel menuju Arafah. Kita juga melakukan evaluasi dan tentu saja persiapan dengan bus yang akan membawa jamaah kita ke Arafah.
“Berapa jumlah busnya, per berapa menit mereka akan tiba, dan per berapa orang yang bisa diangkut. Ini terus kita koordinasikan karena jumlah jamaah Indonesia sangat banyak dan hotelnya tersebar,” jelas pria yang juga Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini.
“Hotel tersebar di satu sisi menambah kemudahan agar tidak terlalu krodit atau bertumpuk. Memang yang akan kita mediasi adalah hotel-hotel yang punya jamaah dengan jumlah besar. Ada yang belasan ribu jamaah bahkan ada yang 20.000 jamaah. Kita mitigasi karena pastinya antrean akan panjang,” imbuhnya.
Dia menyarankan kepada jamaah agar mereka betul-betul sehat saat pelaksanaan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Jaga kondisinya jangan sampai sakit.
“Otomatis kita berharap jamaah juga bisa memanage waktu untuk ibadah sunnah. Jangan terlalu memforsir pergi ke Masjidil Haram misalnya. Karena di sana juga sangat padat, jalan kakinya juga lumayan dan butuh energi yang banyak. Saving energi untuk puncak haji itu lebih baik,” pesannya.
Pelayanan Lansia dan Jamaah Sakit
Khusus jamaah lansia dan jamaah kategori risiko tinggi (risti), Hilman berharap mereka tetap semangat dan diberikan kekuatan untuk melaksanakan haji di Arafah.
“Kita akan mitigasi jumlah jamaah yang sakit. Ini jumlahnya terus kita hitung. Berapa orang yang tidak mampu untuk melakukan sendiri wukuf di Arafah. Kita juga menyiapkan armadanya, baik bus maupun mobil, juga kursi roda dan kebutuhan lainnya,” paparnya.
Menurutnya untuk di Mina merupakan puncak haji yang tidak bisa diabaikan. Karena di situlah sebetulnya banyak energi terkuras. Jamaah melakukan jamarah dan prosesi yang lainnya.
“Kita berharap jamaah mematuhi aturan yang ada. Jaga kesehatan, jaga fisik, dan jangan terlalu memforsir sebelum puncak haji. Bisa patuh dengan apa yang diminta, ketika bergeser dan pergerakan, karena itu cukup kompleks dan krodit. Perlu kesabaran di satu sisi, dan perlu sikap yang lebih terbuka,” tuturnya.
“Kalau di minta naik bus sementara kawannya tidak mau masuk, maka tetap masuk dulu. Nanti akan ditempatkan oleh petugas. Insyaallah di Arafah akan lebih terjaga dan akan ke tempatnya masing-masing. Di tenda yang sudah disediakan atau mahtab bagi jamaah sesuai kloternya atau asalnya,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.