Orang Mandul Vs Jadikan Anak sebagai Investasi. Liputan Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Ikatan Wali Murid (Ikwam) dan Tim Pengembangan dan Pembinaan Karakter (PPK) SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik menggelar Halaqah Ummahat. Kali ini mereka menghadirkan motivator Evi Silvia Zubaidi.
Para bunda wali siswa yang kompak memakai dresscode bernuansa biru memenuhi lantai 1 Masjid al-Khoory KH Faqih Oesman Kampus Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG). Mereka khusyuk menyimak lantunan al-Kahfi ayat 1-31 oleh Haidar Azfar Abdurrahman, siswa kelas IV Papua yang mengawali kajian Jumat (16/7/2023) pagi itu.
Dalam sambutannya, Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi menegaskan, “Kita sepakat bahwa anak-anak harus menjadi generasi yang kuat dan pemenang masa depan, kita sepakat bahwa mencari ilmu itu sejak lahir sampai liang lahat, dan kita sepakat hal-hal baik lainnya.”
Ari, sapaan akrabnya, yakin para bunda telah menyiapkan alat tulis atau gadget untuk mencatat apa yang pentausiyah sampaikan. Selain mencatatnya, Ari berharap mereka bersama-sama mengimplementasikan dan terus memperbaiki pola pengasuhan, pendampingan, dan pembimbingan kepada anak-anak.
“Semoga semangat terbarukan sehingga jumlah jamaah semakin banyak. Ini kita live Youtube juga karena bunda-bunda banyak yang kerja. Semoga menjadi ilmu bermanfaat bagi semuanya,” imbuhnya.
Tautan kanal Youtube SD Mugeb yang menyiarkan langsung kajian pagi itu: https://www.youtube.com/live
Di ujung sambutannya, Ari juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dari pihak tim PPK maupun Ikwam. “Semoga Allah meridhoi apa yang kita lakukan,” harapnya.
Orang yang Mandul
Bunda Evi, sapaan akrab sang motivator, membahas peran seorang ibu yang tidak main-main. Temanya, “Investasi Sejati, Kembalikan Fitrah Buah Hati”.
Bunda Evi menekankan, “Kata Ali bin Abi Talib, kita mendidik anak bukan untuk masa ketika kita ada, tapi untuk masa ketika kita sudah tiada.”
“Jangan pakai filosofi Jawa, anak jadi sandaran ketika kita tua, jangan bersandar kepada anak. Jangan berharap apapun ketika jenengan sudah tua,” imbuhnya.
Suatu hari, kata Bunda Evi, Rasulullah SAW berkumpul dengan para sahabat. Beliau bertanya kepada sahabatnya, “Siapakah orang yang dikatakan mandul?”
Sahabat menjawab, “Orang yang mandul itu tidak memiliki keturunan.”
Menurut Rasulullah bukan seperti itu, beliau lantas meluruskan, “Orang yang dikatakan mandul itu yang memiliki banyak anak tapi tak satu pun anaknya bermanfaat untuk dirinya ketika dia sudah menjadi jenazah!”
Bunda Evi pun mengajak para jamaah membayangkan, sejak anak-anak mereka masih kecil telah mereka sekolahkan, juga mereka curahkan segala upaya untuk anak-anaknya. “Kenapa mereka tidak berguna ketika kita sudah tiada? Karena kita salah mengajarkan untuk apa mereka hidup!” ungkapnya.
Anak sebagai Investasi
Bunda Evi pun mengajak para bunda yang hadir agar menjadikan anak mereka sebagai passive income alias investasi. Anak sebagai investasi maksudnya orangtua sudah meninggal tapi pahalanya masih mengalir karena anaknya.
Bunda Evi mengingatkan, ada tiga hal yang terus mengalir setelah menjadi jenazah. Pertama, amal jariyah. “Amal jariyah kita berapa? Kata ulama, bersedakahlah selagi miskin!” terangnya.
Kedua, ilmu bermanfaat. “Lillah karena Allah dan harus ada tuntunannya. Untuk itulah kenapa para ibu, kita, harus pintar,” ujar Bunda Evi.
Ketiga, anak shalih yang mendoakan. “Ini proyek kita paling besar! Tujuan pernikahan adalah bagaimana memikirkan seluruh penghuni rumah menjadi penghuni surga. Kalau ibu-ibu update status healing, berarti kurang kerjaan. Kalau serius menjalani peran ibu, tidak sempat melakukannya,” tegasnya.
Bunda Evi yakin para bunda yang hadir sudah paham ilmunya tapi kurang serius mengerjakan proyek ini. Akhirnya dia meluruskan, “Jangan salah orientasi! Kita menyekolahkan anak di SD Mugeb bukan hanya untuk kesuksesan dunia. Harus ada kerja sama ibu bagaimana anak menjadi shalih. Sekolah hanya partner untuk target dan tujuan kita.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.