Rapat Perdana LSBO PDM Lamongan: Ungkap Sejarah hingga Berharap Terbitkan Buku. Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Lembaga Seni, Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan periode 2022-2027 menggelar rapat perdana usai menerima SK pengangkatan No. 22/KEP/III.0/D/2023.
Acara berlangsung di ruang rapat PDM Lamongan Kamis (8/6/2023) dan dipimpin langsung oleh Ketua LSBO, Ady Sucipto Djais. Hadir juga Wakil Ketua PDM Kabupaten Lamongan yang membidangi LSBO Fathurrahim Syuhadi MM.
Di awal sambutannya, Ady Sucipto Djais mengaku kaget saat melihat struktur LSBO yang isinya begitu gemuk. Kemudian dia menceritakan, sejarah pembentukan LSBO.
“Sebelum menjadi LSBO, lembaga ini bernama Majelis Kebudayaan PDM Lamongan. Pertama kali dibentuk pada periode 1990-1995. Sementara pada periode sebelumnya, majelis ini menyatu pada Majelis Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K). Perubahan ini saat kepemimpinan KH Abdul Fatah di periode pertama,” ucapnya.
Ungkap Sejarah LSBO PDM Lamongan
Dia juga menjelaskan, H Marlim Tjipto Hadi Sujoso, atau yang dikenal Marlim THS adalah Ketua Majelis Kebudayaan yang pertama. Marlim THS dibantu M Cholif Ridlwan (Wakil Ketua), Ady Sucipto Djaiz (Sekretaris) dan Hasan BS (Anggota0.
“Pada tahun 1995-2000, saat kepemimpinan KH Abdul Fatah periode kedua, Majelis Kebudayaan berubah menjadi Majelis Seni dan Budaya. Marlim THS ditunjuk sebagai Ketua Majelis ini. Adapun susunan kepengurusannya adalah Marlim THS (Ketua), Zawawi Hasyim (Wakil Ketua), Ady Sucipto Djais (Sekretaris), serta Abdul Wachid Syahid dan Supriyadi (Anggota),” ujarnya.
Kemudian, Majelis Seni dan Budaya berubah lagi menjadi Lembaga Seni dan Budaya di era kepemimpinan KH Afnan Anshori pada periode 2000-2005. Ketuanya Ady Sucipto Djaiz, dibantu Wakil Ketua Abdul Wachid Syahid, Sekretaris Hadi Sucipto serta anggota-anggota ada M Helman Syueb, Nur Shodiq, dan Nurul Huda.
“Sejak Tahun 2000 sampai saat ini, nama Lembaga Seni Budaya tidak mengalami perubahan. Struktur organisasinya mulai dari pusat sampai di tingkat daerah semakin kokoh,” kata Sucipto sapaan akrbanya.
Visi Misi LSBO PDM Lamongan
Kemudian, Sucipto menceritakan, dulu Marlim THS pernah ngojek untuk berangkat turba ke cabang-cabang, salah satunya di Ngimbang. Namun ketika sampai di Ngimbang, ternyata tidak ada yang datang.
“Marlim Tjipto Hadi Sujoso ini sangat semangat, beliau merupakan generasi tua,” ujar Sucipto yang juga guru SMA Negeri 2 Lamongan ini.
Dia pun mengaku optimis, karena melihat anggota LSBO sekarang sangat semangat sekali, sehingga ia yakin LSBO periode ini akan berjalan dengan baik.
Dia menjelaskan, visi dan misi LSBO adalah mampu mewujudkan dan menciptakan sebuah seni budaya dan olahraga yang tidak lepas dari visi Islam atau dakwah amar ma’uf nahi munkar.
“Jadi bagaimana nanti anak-anak Muhammadiyah mampu tampil di bidang seni, olahraga atau yang lain yang tidak meninggalkan nilai Islam,” tuturnya.
Menurutnya, kalau kita mampu mendidik dengan baik putra-putri yang sekolah di Muhammadiyah, maka Insya Allah mereka akan mengalahkan yang ada di sekolah negeri. Dia juga optimis, di bawah bimbingan Fathurrahim Syuhadi, LSBO akan bergerak dan mengadakan kegiatan secara maksimal.
“Saya mohon bimbingan dan dukungannya kepada bapak ibu sekalian untuk LSBO ke depan, dan mari kita bekerja bersama-sama,” ujar pengajar di Pondok Pesantren Al Mizan Lamongan ini.
Berharap Hasilkan Karya dalam Bentuk Buku
Sementara itu, Fathurrahim Syuhadi dalam sambutanya mengatakan, Muhammadiyah Lamongan sebenarnya kaya akan khasanah seni budaya dan olahraga.
“Pelaku atau Sumber Daya Manusia (SDM) Muhammadiyah dalam bidang seni budaya olah raga harus dimaksimalkan. Tentu hal ini akan menjadi daya dukung sumber kekuatan dakwah persyarikatan,” tandasnya.
Pak Rohim -panggilan akrabnya- menjelaskan, LSBO ini sebenarnya adalah dua lembaga, yaitu seni budaya dan olahraga, tetapi di Lamongan dijadikan satu.
Dia juga menginformasikan, bahwa Divisi Seni dan Budaya periode ini telah langsung mendapat tugas perdana yakni menampilkan grup drumben pada pengukuhan PDM dan PD Lamongan yang telah berlangsung Ahad (11/6/2023).
Penulis buku sejarah Muhammadiyah Lamongan ini berharap, agar selama kurun waktu lima tahun ke depan, dari LSBO PDM Lamongan ada tulisan tentang seni budaya di berbagai media baik cetak atau online.
“Bahkan dalam lima tahun ini harus mewujudkan buku, seperti direktori seni budaya Muhammadiyah Lamongan. Semua itu merupakan jejak digital yang perlu dilakukan,” ujarnya.
Dia juga berpesan agar seluruh anggota LSBO mempraktikan seluruh keahlian yang dimiliki mulai dari ilmu seni, budaya dan olahraga. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni