PWMU.CO – Maarif Institute bekerja sama dengan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA (UHAMKA), menyelenggarakan peluncuran dan diskusi buku Maarif Fellowship (MAF) berjudul Muhammadiyah dan Penguatan Semangat Keindonesiaan: Sosial, Ekonomi, dan Pendidikan.
Acara yang digelar Selasa (20/6/2022) ini diikuti sekitar 150 peserta. Merekaa dari kalangan akademisi, mahasiswa, aktivis, maupun masyarakat secara umum.
Kegiatan yang digelar di ruang sidang UHAMKA ini dihadiri narasumber: Mukhaer Pakkanna (Dewan Juri MAF), Nur Melinda Lestari (Wakil Dekan 2 FAI UHAMKA), Aan Arizandy (Penerima MAF 2021-2022), Alfia Nur Aulia (Penerima MAF 2021-2022). dan Ichsanul Rizal Husen (Penerima MAF 2021-2022). Bertindak sebagai keynote speech, Prof Dr Gunawan Suryoputro (Rektor UHAMKA). Acara ini dimoderatori oleh Jaja Nurjannah (Dosen FAI UHAMKA).
Prof Gunawan Suryoputro, menyampaikan terima kasih yang sangat dalam kepada Maarif Institute dan FAI UHAMKA karena dengan kerja sama seperti ini bisa memperkuat etos keilmuan di lingkungan Sivitas akademika, utamanya terkait dengan isu-isu keislaman, kebangsaan, kesetaraan, kekerasan, serta pemberdayaan ekonomi perempuan.
“Tema-tema riset dalam buku ini penting dibaca oleh generasi muda agar mereka mendapatkan wawasan pengetahuan, utamanya tentang pembudayaan kesetaraan dan keadilan gender sehingga mereka mampu meningkatkan kualitas hidup, dan bisa berperan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan,” tegasnya.
Isu Memprihatinkan
Direktur Eksekutif Maarif Institute Abd. Rohim Ghazali, dalam sambutannya mengatakan isu-isu pendidikan, pendampingan hukum, kesejahteraan sosial, pemberdayaan ekonomi, ketidakadilan gender, kekerasan, perdagangan perempuan dan anak, kemiskinan, serta berbagai permasalahan sosial lainnya, termasuk pandangan keagamaan yang bias gender, hingga kini masih sangat memprihatinkan.
Buku ini, kata Rohim, menyajikan berbagai tulisan hasil riset para peneliti muda yang tergabung dalam program Maarif Fellowship (MAF) 2021-2022, tentang isu-isu tersebut.
“Kami yakin, tulisan-tulisan hasil para peneliti muda yang terdapat dalam buku ini mampu memberikan perspektif yang mencerahkan, berorientasi pada pembebasan, transformatif, sesuai arah dan cita-cita Islam berkemajuan,” kata Rohim.
Dia menegaskan salah satu tujuan dari kegiatan MAF ini adalah memperkuat tradisi riset serta kaderisasi intelektual di kalangan generasi muda milenial. “Atas terselenggaranya program MAF 2021-2022 ini, kami atas nama Maarif Institute ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dewan juri yang bertindak sebagai supervisor yang telah mendampingi proses perjalanan program ini sedari awal, di antaranya Prof Dr Hilman Latief, Prof Dr Alimatul Qibtiyah, dan Dr Mukhaer Pakkanna,” kata Rohim mengakhiri sambutan.
Mukhaer Pakkanna, menyampaikan selamat kepada para peneliti yang telah merampungkan risetnya hingga terbit menjadi buku. Menurut dia isu-isu tentang pendidikan, sosial dan pemberdayaan ekonomi merupakan isu krusial yang memerlukan kajian dan penelitian secara berkelanjutan.
Dia mengatakan, isu tentang pemberdayaan masyarakat, misalnya, dinilai sangat penting karena bisa meningkatkan kemampuan serta mewujudkan kemandirian masyarakat agar terlepas dari ketergantungan dan keterbelakangan.
Pada tahun ini ada tiga peraih Maarif Fellowship. Mereka menyisihkan 40 pendaftar lainnya. Ketiga orang tersebut adalah Aan Arizandy (UIN Raden Intan Lampung) Alfia Nur Aulia (Universitas Muhammadiyah Malang), dan Ichsanul Rizal Husen (Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta).
Penulis Moh. Shofan Editor Mohammad Nurfatoni