PWMU.CO – Seluruh warga Muhammadiyah, termasuk guru Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) se-Kabupaten Gresik diharapkan bisa menjalani hidup sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu mereka perlu mendapat sosialisasi Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).
Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik, melalui Majelis Tabligh, LK, dan Majelis Dikdasmen melakukan sosialisasi PHIWM pada pertemuan bulanan Ikatan Guru TK ABA (IGABA), yang bertempat di TK ABA 23 Mojopetong, Kecamatan Dukun, Sabtu (13/5).
(Baca: Untuk Praktikkan Pedoman Hidup Islami, Muhammadiyah Babat Resmikan Perumahan Bukit Puncakwangi)
Menurut anggota LK PDA Gresik Tri Wulandari Happiyani kegiatan yang dikemas sebagai Dialog Interaktif ini bertujuan satu agar seluruh guru TK ABA se-Kabupaten Gresik terbiasa menjalani hidup sesuai dengan PHIWI. “Kita hidup sesuai ajaran Islam yang sebenar-benarnya dan itu sudah harus mendarah daging pada diri kita tanpa suatu paksaan,” ujarnya.
Ketua PDA Gresik Uswatun Khasanah yang menjadi narasumber dalam dialog itu mengajukan pertanyaan, “Mengapa guru Aisyiyah harus mengkaji PHIWI?” Menurut guru SMA Muhammadiyah 1 Gresik itu, hal itu merujuk pada tujuan berdirinya Muhammadiyah yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Jadi sebaga guru Aisyiyah agar kita mengenal Islam dan Muhammadiyah yang sebenar-benarnya. Dan amal usaha kita (TK ABA) adalah sebagai media dakwah dalam mewujudkan tujuan Persyarikatan,” ujarnya.
(Baca juga: Inilah Enam Ajaran Alquran tentang Pola Hidup Islami)
Innik Hikmawati yang mewakili Majelis Dikdasmen PDA Gresik menjelaskan tentang bagaimana guru TK ABA dalam bersikap. “Bahwa sebagai guru kita harus selalu bersyukur apapun keadaannya. Gaji sedikit disyukuri saja, insyaallah berkah,” ujarnya.
Menurutnya, guru harus sabar dan tanggap menghadapi permasalahan baik di internal sekolah maupun di masyarakat. “Guru juga harus bisa mengendalikan diri: bersikap ramah pada anak,” kata Innik yang menyampaikan dukungannya pada gerakan Stop Kekerasan pada Anak dengan tindakan nyata. “Guru harus merefleksi diri untuk perbaikan gerakan ke depan.” (Nia Ambarwati)