Anak Adalah Investasi Abadi Dunia dan Akhirat, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Indah Purnama Sari.
PWMU.CO – MI Muhammadiyah 6 (Mimsix) Sekapuk Ujungpangkah Gresik mengadakan Akhirusanah dan Wisuda Purnasiswa Ke-34, Kamis (22/6/2023).
Di tempat yang sama, Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Al-Azhar Sekapuk juga menggelar Wisuda Santri Ke-8. Rangkaian acara dimulai dengan penampilan kreasi dari siswa Mimsix serta santri TPA Al-Azhar, yakni tari Muhammad Nabiku, tari Abang Jago, tari Rahmatul lil ‘alamin.
Selain itu, juga ada tari Kawanku ingatlah hari ini, drama musikal Anak Pelangi, tampilan lagu Ibu, dan lagu Muhasabah Cinta.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, dalam acara Akhirusanah dan Wisuda Purnasiswa Mimsix ini ada sungkem wisudawan kepada orangtua.
Terlihat wisudawan dan orangtua berlinangan air mata mendengarkan narasi pengiring sungkeman yang dibacakan master of ceremony (MC) Wafiqotin Nazihah SPd dengan penuh penghayatan.
Dalam sambutannya Kepala Mimsix Muhammad Wasil SPdI, berpesan kepada wisudawan yang telah dinyatakan lulus pada hari itu agar tidak melupakan ikrar alumni yang telah diucapkan.
“Ikrar yang sduah dibacakan adalah janji yang harus ditepati,” katanya.
Investasi Orangtua
Pembicara Akhirussanah Drs Najib Shulhan MA yang mengangkat tema Anak Investasi Abadi Dunia dan Akhirat bagi Orangtua mengatakan seluruh anak yang diwisuda memiliki potensi yang berbeda-beda.
“Kalau berbicara tentang anak, maka dalam pikiran kita, anak itu merupakan berkah, amanah dan juga merupakan investasi,” ujarnya.
Dia menuturkan, berbanggalah dan berbagialah ketika kita punya anak, karena anak itu salah satu di antaranya menjadi investasi. Karena kata Rasulullah, doa anak sholeh adalah salah satu amal yang tidak bisa terputus.
“Maka untuk pendidikan anak jadikan nomor satu, jangan sampai bicara kepada anak, “Nak, ayah tidak punya uang.” Ucapan ini akan membuat anak kita down, tapi sebaliknya, sebagai orangtua, tugas kita adalah mengusahakan untuk pendidikan anak-anak kita,” pesannya kepada orangtua yang hadir.
Yakinlah semua itu akan berbalas kepada kita. Kepada guru agar menjadi guru yang benar, kalau ada anak di sekolah yang gagal, jangan salahkan anak semata tetapi anak tersebut belum menemukan guru yang cocok.
“Yang harus dipelajari guru adalah bagaimana caranya menjadi seorang guru mampu memotivasi anak didiknya sehingga mampu berusaha meraih cita-citanya,” pesannya.
Jadi guru jangan hanya berharap anaknya pintar dan cerdas, tapi berikan yang terbaik dan berikan doa yang terbaik, suatu saat anak anak kita akan menjadi yang terbaik.
“Berbahagialah menjadi seorang guru, karena bisa memiliki ketiga amal yang tidak akan terputus, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.