Khutbah Idul Adha, Kisah Inspiratif Nabi Ibrahim oleh Ridwan Manan SPd MPd, anggota LPP PDM Sidoarjo, pengajar Pondok Pesantren al-Fattah Sidoarjo disampaikan di halaman Masjid Manjuri Ngantang Kab. Malang
PWMU.CO – Assalamu alaikum warahmatullahi wa barakatuh,
الحمد لله الذي جعل هذا اليوم عيدا للمسلمين وجعل عبادة الحج وعيد الأضحى من شعائر الله وإحيائَها من تقوى القلوب.
أشهد أن لا إله إلاالله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين بشيرا ونذيرا وداعيا إلى الله وسراجا منيرا.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه أجمعين.
أما بعد… فيا عباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله، فقد فاز المتقون.
قال الله تعالى بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Maasyiral muslimin sidang shalat Idul Adha rahimakumullah
Marilah tingkatkan syukur ke hadirat Allah yang telah melimpahkan nikmatNya pada hari ini kita bersama-sama bisa hadir di lapangan ini untuk melaksanakan shalat Idul Adha 1444 H dalam keadaan sehat wa afiyah, dengan syukur kita, mudah-mudahan Allah menambahkan nikmatNya.
Idul Adha tidak terlepas dari kisah keluarga Nabi Ibrahim alaihi salam yang berhasil mendidik putranya sebagai pemimpin, 18 nabi dari 25 nabi yang tersebut dalam al-Quran adalah keturunan Nabi Ibrahim sehingga dijuluki abul ambiya’, bapak para nabi.
Allah mengajarkan pada umat Islam metode mengasuh anak yang sukses melalui Nabi Ibrahim alaihi salam.
Allahu Akbar Allahu Akbar wa lillahilhamdu
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Dewasa ini banyak anak kehilangan ayahnya di rumah, bukan karena mereka yatim. Kedua orang tua mereka, terutama ayah jarang komunikasi dengan putra-putrinya di rumah.
Kongres ayah sedunia tahun 2017 disampaikan bahwa Indonesia menempati urutan ketiga fatherless country setelah Amerika dan Australia. Fatherless Country, negeri tanpa ayah bukan berarti karena telah menjadi anak yatim.
Psikolog UGM Diana Setiyawati SPs MHSc, PhD mengatakan fatherless country adalah suatu negara yang minim peran ayah atau keterlibatan ayah dalam kehidupan anak. Ayah tidak mengerti bagaimana mengasuh anaknya dengan baik. Indikasi minimnya peran ayah ini dilihat dari jumlah waktu dan keterlibatan ayah berkomunikasi dengan anak, semakin sedikit waktunya semakin lemah pengasuhannya.
Maka peran ayah semakin penting kehadirannya secara fisik dan psikologis. Al-Quran telah memberikan petunjuk dalam membangun komunikasi antara ayah dengan putranya sebanyak 14 kali yaitu surat Al Baqarah 130 – 133 dialog Nabi Ibrahim dengan ayahnya dan dialog Nabi Ya’qub dengan anaknya.
QS. Al An’am : 74 kisah dialog Nabi Ibrahim dengan ayahnya, QS. Hud : 42 – 43 dialog Nabi Hud dengan anaknya. QS. Yusuf : 4 – 5 kisah dialog Nabi Yusuf dengan ayahnya, QS. Yusuf : 11 – 14 dialog Nabi Ya’qub dengan anaknya.
Juga QS. Yusuf : 16 – 18 kisah dialog Nabi Ya’qub dengan anaknya, QS. Yusuf : 63 – 67 memuat kisah dialog Nabi Ya’qub dengan anaknya, QS. Yusuf : 81 – 87 dialog Nabi Ya’qub dengan anaknya,QS. Yusuf : 94 – 98 dialog Nabi Ya’qub dengan anaknya QS. Yusuf : 99 – 100 memuat kisah dialog Nabi Yusuf As dengan ayahnya.
QS. Maryam : 41 – 48 dialog Nabi Ibrahim dengan ayahnya, QS. Al-Qashash : 26 dialog Syaikh Madyan dengan anak perempuannya, QS. Luqman : 13 – 19, dialog Luqman dengan anaknya QS. Ash-Shaffat : 102 dialog Nabi Ibrahim dengan anaknya, Ismail.
Sedangkan komunikasi antara ibu dengan anak ada di dua ayat yaitu surat Maryam : 23 – 26 kisah komunikasi Maryam dengan janinnya dan surat al-Qashash : 11 kisah komunikasi Ibu Musa dengan anak perempuannya.
Sedangkan dialog kedua orang tua dengan anaknya disebutkan satu kali yaitu surat Al Ahqaf 17.
Dari penyebutan peran ayah yang disebutkan al-Quran sebanyak 14 kali, mengindikasikan ayah punya peran sangat besar dalam mendidik putra-putrinya. Bukan berarti peran ibu tidak begitu penting dalam mendidik anaknya, karena sudah menjadi fitrah bagi ibu berkomunikasi dalam mendidik anaknya sejak dalam kandungannya sehingga tidak disebutkan lebih banyak di dalam al-Quran.
Rapuhnya peran ayah dalam komunikasi dan pengasuhan anak di negara kita disebabkan
1. Budaya patriarki masih melekat bahwa peran ayah hanya mencari nafkah, sedang mengasuh anak adalah peran ibu.
2. Karena kesibukan yang tinggi sehingga ayah tidak ada kesempatan berkomunikasi dan sekadar menemani anak bermain dan bercanda untuk kebahagiaan mereka.
Maasyirol muslimin rahimakumullah
Allahu Akbar Allahu Akbar wa Lillahilhamd
Keteladanan Nabi Ibrahim
Allah telah memberikan ibrah pada sosok Nabi Ibrahim dengan putranya, Nabi Ismail, dalam membangun komunikasi yang baik
Firman Allah
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! laksanakan apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. (As-Shaffat: 102)
Ayat ini menunjukkan komunikasi yang efektif antara ayah dengan anaknya dalam memecahkan persoalan yang dihadapi bersama. Nabi Ibrahim sebagai sosok ayah memberikan kesempatan pada anaknya ikut berperan dalam memutuskan persoalan besar yang menyangkut jiwa anak.
Pakar pendidikan dan psikologianalisis anak Amerika Serikat Rudolf Dreikur (1897- 1972) mengatakan, orangtua yang baik adalah berbicara dengan anak, bukan berbicara kepada anaknya.
Komunikasi dua arah ini juga di gambarkan dalam al-Quran sosok Lukman dengan putranya dalam surat Lukman (31) ayat 13-19. Nabi Ibrahim mendidik Ismail bersikap demokratis dan komunikatif.
Dari kisah keluarga Nabi Ibrahim, Allah telah memberikan methode dalam mendidik anak
1. Mendoakan anak, walaupun Ibrahim bergelar khalilullah tetap bermunajat kepada Allah (Ash-Shafat: 100)
2. Memberikan pendidikan yang efektif dengan keteladanan, karena anak mudah meniru orang yang dilihat di sekitarnya (Mumtahanah: 4 dan 6)
3. Menyiapkan lingkungan yang baik, karena lingkungan sangat memengaruhi karakter anak (Ibrahim: 37)
4. Melibatkan anak dalam menegakkan dinullah dengan membangun Ka’bah (Al-Baqarah: 126-129)
5. Mempersiapkan anak menjadi pemimpin dengan pendidikan tauhid dan doa (Al-Baqarah: 124)
6. Mencintai anak karena Allah, Nabi Ibrahim diuji Allah apakah lebih cinta Ismail ataukah taat pada perintah Allah (At-Taubah: 24)
Marilah memohon kepada Allah agar diberikan hidayah dan kekuatan untuk mendidik putra-putri kita menjadi generasi yang saleh salehah, siap menjadi pemimpin masa depan bangsa dan agama Allah.
اللهم اغفرللمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات, اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه وارناالباطل باطلا وارزقنااجتنابه,
ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا ربنا ولا تحمل علينا إصرا كما حملته على الذين من قبلنا, ربنا ولا تحملنا ما لا طاقة لنا به واعف عنا واغفر لنا وارحمنا أنت مولانا فانصرنا على القوم الكافرين,
ربنا أتنا فى الدنيا حسنة و فى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار, ربناعليك توكلنا واليك أنبنا واليك المصير, والحمد لله رب العالمين.
Editor Sugeng Purwanto