Kurban Membentuk Keluarga Surgawi, Khutbah Idul Adha 1444 0 M Syukron Dian, sekretaris PCM Candi, Sidoarjo.
PWMU.CO – Jamaah sholat idul adha yang dirahmati Allah!
Setiap orang mendambakan keluarga harmonis, bahagia dan masuk surga bersama. Untuk meraih tujuan itu berbagai daya dan upaya dikerahkan agar apa yang dicita-citakan bisa direalisasikan.
Membentuk keluarga surgawi harus dilandasi dengan iman dan akhlak. Nabi bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Artinya: Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.
(HR. Tirmidzi no.1162).
Nabi Ibrahimjuga mendapat julukan uswatun hasanah, disaksikan langsung oleh Allah. Allah berfirman:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
Artinya: “Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya.”(QS.Al-Mumtahanah: 60/4).
Ibadah Kurban sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. hanya kepada Allah seluruh ibadah ditujukan dan hanya kepada Allah kita berserah diri. Allah berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (QS.Al-An’am: 6/162).
Jamaah Shalat Idul Adha yang dirahmati Allah!
Bagaimana cara membentuk keluarga surgawi?
Tentunya kita patut meneladani karakter nabi Ibrahim dalam membentuk keluarga surgawi. Allah berfirman QS. An-Nahl: 16/120-123:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Artinya: “Sungguh Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang menyekutukan Allah). QS. An-Nahl: 16/120.
Pertama, Al-Ummah, yang dapat dijadikan teladan
Nabi Ibrahim adalah sosok kepala keluarga yang menjadikan istrinya, anaknya dan semua yang dimilikinya sebagai sarana mengajarkan kebaikan dan menggapai keridhaan Allah.
Berikut ini do’a wajib setiap kepala keluarga:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Artinya: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan hidup dan keturunan sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al-Furqan: 25/74).
Nabi Ibrahim bersama keluarganya menghimpun banyak karakter kebaikan. Sosok pribadi yang menjadi inspirator kebaikan. Sehingga kebaikannya banyak diikuti oleh manusia sepanjang zaman hingga saat ini.
Kedua, Qonitan Lillah, tunduk taat perintah Allah
Nabi Ibrahim selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah. Allah berfirman:
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهدِيَنَّهُم سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلمُحسِنِينَ
Artinya: Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam (mencari keridhaan) kami, maka kami (Allah) akan menunjukkan pada jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut: 69).
Subhanallah. Ketika nabi Ibrahim diperintah Allah, tidak ada protes, kalimat bantahan, atau mencari-cari alasan untuk tidak menerima perintah yang tidak masuk akal itu.
Maka Nabi Ibrahim seraya berdoa kepada Allah.
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Artinya: “Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, agar mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)
Dari lembah yang tandus, Mekah hari ini menjadi tempat di dunia yang paling banyak dikunjungi jutaan umat manusia untuk melakukan ibadah haji dan umrah serta berkah rezeki yang melimpah.
Jamaah Shalat Idul Adha yang dirahmati Allah!
Ketiga, Al-Hanif, pribadi yang lurus
Karakter Nabi Ibrahim yang ketiga adalah al-Hanif. Telah terbukti beliau adalah pribadi yang lurus dan bukan tergolong orang musyrik.
Kita tahu bagaimana perjuangan Nabi Ibrahim memerangi kemusyrikan dan membebaskan masyarakatnya dari belenggu kemusyrikan. Beliau menghancurkan 72 berhala Raja Namrud, hingga rela harus dibakar hidup-hidup.
Nabi Ibrahim selamat setelah dilemparkan ke dalam lautan api oleh Raja Namrud, seraya berdoa:
یٰنَارُ کُوۡنِیۡ بَرۡدًا وَّ سَلٰمًا عَلٰۤی اِبۡرٰہِیۡمَ
Artinya: Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim. QS. Al-Anbiya’: 21/69.
Alhasil, maka Allah melindungi Ibrahim dari panas api tersebut dengan cara mencabut sifat panas dan membakar, dari api yang sedang menyala sehingga Ibrahim tidak merasa panas ketika dibakar dan tidak terbakar dalam api unggun yang menyala-nyala.
Kemudian Nabi bersabda:
حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ
Artinya: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung”.
HR. Bukhori.
Demikianlah pertolongan dan perlindungan yang pasti diberikan Allah kepada para nabi dan hamba yang saleh, kemudian selalu berbuat kebaikan peduli dan berbagi. Dan selalu mengharap ridho ilahi.
Jamaah Shalat Idul Adha yang dirahmati Allah!
Keempat, Syakiran Lian’umihi, pandai bersyukur
Karakter Ibrahim yang keempat adalah “syaakiran li an’umihi,” yakni seseorang yang senantiasa bisa mensyukuri nikmat-nikmat Allah kepadanya.
Qurban sendiri berasal dari kata qaraba atau qaruba yang secara harfiah bermakna mendekatkan diri yang diwujudkan dengan rasa syukur.
Mari kita tengok, bagaimana dengan keadaan kita? Sudahkah kita jadi hamba Allah yang bersyukur?
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Artinya: Berkurban bentuk mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan selama ini, jika kita pandai bersyukur pasti Allah akan tambahkan nikmat, tapi sebaliknya jika kita kufur pasti adzab yang pedih menghampirinya. QS Ibrahim: 7
Jamaah Shalat Idul Adha yang dirahmati Allah!
Dengan keempat karakter itulah, Ibrahim dipilih sebagai wali Allah bergelar kholilullah dan menjadi Bapak para Nabi dan Rasul.
اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Artinya: Allah telah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus. QS. An-Nahl: 16/121.
وَآتَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ۖ وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ
Artinya: Dan kami berikan kebaikan di dunia. Dan termasuk orang yang soleh. QS. An-Nahl: 16/122.
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah!
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Artinya: Kemudian kami wahyukan kepadamu “Muhammad”: Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif. Dan dia bukan orang-orang yang menduakan Allah. QS. An-Nahl: 16/123.
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah!
Pertama, Qurban adalah saran untuk mendekatkan diri kepada Allah dan dilandasi dengan iman, ikhlas untuk meraih ridha ilahi.
Pertama, meneladani empat karakter Nabi Ibrahim dalam membentuk keluarga surgawi, yaitu: Al-Ummah, Pemimpin yang dapat dijadikan teladan dan contoh; Qonitan Lillah, Tunduk patuh dalam melaksanakan perintah Allah; Al-Hanif, Lurus istiqomah dan tidak menduakan Allah (berbuat syirik); Syaakiran Lian’umihi, Pandai bersyukur jika mendapat nikmat. Pandai bersabar jika ditimpa musibah.
Kedua, dengan empat karakter tersebut Nabi Ibrahim dipilih sebagai wali Allah bergelar Khalilullah, kekasih Allah. Karena selalu mendahulukan perintah Allah daripada kepentingan pribadi.dan menjadi bapak para Nabi dan Rasul.
Ketiga, mari kita bangun keluarga yang surgawi, tunduk patuh dengan perintah Allah dan selalu mendahulukan perintah Allah daripada kepentingan pribadi dan golongan. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.