PWMU.CO – Hikmah doa Nabi Ibrahim disampaikan khotib Dr Warsidi kepada jamaah shalat Idul Adha di halaman MI Muhammadiyah 28 Jl. Raya Bangkingan Lakarsantri Surabaya, Rabu (28/6/2023).
Dosen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surabaya itu menuturkan, ketika Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya, Hajar, dan bayinya, Ismail, di padang tandus Mekkah, istrinya bertanya: Ya Ibrahim, hendak kemana kamu pergi meninggalkan kami di lembah ini tanpa teman?
Ibrahim tidak menjawab meski istrinya berkali-kali bertanya. ”Allahkah yang menyuruhmu untuk melakukan ini?,” tanya Hajar lagi.
Ibrahim menjawab pendek,”Ya.”
”Kalau begitu Dia tidak akan menelantarkan kami,” ujar Hajar.
Saat langkah Ibrahim sudah melewati bukit Shafa-Marwah, sosok istri dan anaknya tak terlihat, dia berdoa dengan mengangkat tangannya.
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat rumahMu yang dihormati, ya Tuhan kami agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezeki mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Surat Ibrahim: 37)
Hari berlalu ketika persediaan makanan dan air habis, Hajar berlari-lari ke bukit Shafa dan Marwah sambil berharap ada rombongan kafilah lewat untuk minta bekal. Namun tak ada siapapun yang tampak.
Di tengah harapan mencari air, dari puncak bukit Hajar menyaksikan kejadian malaikat berdiri dekat bayi Ismail. Tiba-tiba memancar air dari tanah dekat kaki bayi Ismail. Hajar segera menampung air ke dalam geribahnya. Lalu meminumkan kepada anaknya. Air yang memancar terus itu disebut zam…zam…zam.
Dari air ini lembah tandus itu dihidupkan kembali seperti doa Nabi Ibrahim. ”Rombongan kafilah suku Jurhum dari kejauhan melihat melihat sekawanan burung terbang berputar-putar. Mereka berkata: burung itu berputar mengelilingi air. Tapi setahuku di lembah itu tak ada air,” cerita Dr Warsidi.
Kafilah suku Jurhum itupun turun menuju lembah. Mereka menemukan Hajar. ”Apa engkau mengizinkan kami singgah di tempatmu?”
Hajar berkata,”Ya tapi kalian tidak memiliki hak atas air ini.”
Sejak itu suku Jurhum tinggal di lembah Mekkah bersama Hajar hingga lembah menjadi ramai berpenghuni. Banyak didatangkan makanan, sayuran, dan buah-buahan.
”Dari kisah di atas pelajaran yang bisa diambil adalah membangun keyakinan kepada Allah pasti Allah menolong. Seperti Hajar yang yakin Allah tak akan menelantarnya dia dan anaknya Ismail,” tandas Warsidi.
Dia meyakinkan bahwa sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. ”Apapun kesulitan dan problem yang kita hadapi pasti ada jalan keluar, solusi, selama kita sabar dan istiqamah,” tandas Dr Warsidi sambil mengutip ayat 3 surat ath-Thalaq وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah pasti Dia menjadikan baginya jalan keluar.” Itulah hikmah doa Nabi Ibrahim.
Penulis/ Editor Sugeng Purwanto