PWMU.CO – Testimoni keren bangetnya sekolah di SDMM disampaikan Kania Almaira Anindita, siswa kelas VI Siti Walidah. Dia menyampaikan kesan dan pesan di hadapan 82 wisudawan Purnawidya XIV dan Tahifdh V SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jawa Timur, di Hall Aston Inn, Sabtu (24/6/2023).
Kania mengajak teman-temannya untuk mengingat kembali masa-masa pertama kali menginjak kaki di halaman SDMM, setelah sambutannya yang dia awali dengan bahasa inggris. “Easy for me and easy for you, I will speak in bahasa,” ujarnya agar dapat tersampaikan pesannya dengan berbahasa Indonesia agar mudah dipahami.
“Teman, apakah kalian masih ingat bagaimana perasaan kita ketika menginjakkan kaki ke SDMM untuk pertama kali?” tanyanya.
Kania mengajak semua temannya untuk mengingkat bagaimana perasaan menjadi siswa SD tatkala masuk SDMM, mulai dari baju yang masih kebesaran, tas baru, sepatu baru, hingga kaos kaki yang masih kebesaran sampai selutut, tentu ada yang senang tapi ada pula yang tidak karena masih canggung dengan suasana baru.
“Tapi di saat seperti itu, ustadzah dengan penuh kesabaran akan menenangkan kita dan membujuk kita sehingga kita bisa merasa tenang selama berada di sekolah,” ujarnya dengan nada haru.
Satu tahun dua tahun kita dapat beradaptasi, kata Kania, hingga akhirnya kita semua terbentur dengan Covid-19 maka tertunda pula kegiatan outdoor padahal semua persiapan sudah dilakukan, mulai hafalan doa, hafalan surat, dan lain sebagainya.
“Sedih rasanya apalagi untuk bisa ikut outdoor itu kita harus menyelesaikan hafalan doa, surah, dan hadits. Lebih sedih lagi karena ternyata tidak hanya dua minggu saja, tapi pada akhirnya kita tidak bisa saling bertemu langsung selama hampir dua tahun,” kisahnya.
Mengenang Pembelajaran Zoom
Putri Hendra Haris Nugroho ini kembali mengajak teman-teman untuk kembali masa lalu di masa pembelajaran daring dengan segala dinamikanya. Mulai dikira tidak ada tugas namun ternyata tugas seabreg dari tugas sekolah dan membantu orang tua, tapi yang terkesan bagi Kania adalah SDMM satu-satunya sekolah yang menerapkan Zoom secara full selama jam pembelajaran.
“Kata ayah dan ibuku, saat itu hanya SDMM satu-satunya sekolah yang menerapkan Zoom secara full selama jam pelajaran. Keren banget ya!”
Tapi belajar tanpa interaksi secara langsung itu kadang terasa menjemukan, imbuh Kania. Karenanya banyak yang ketiduran saat Zoom berlangsung. Bahkan ada yang iseng mencoret-coret saat ustadz-ustadzah sharing screen. “Maafkan kami ya Ustadzah,” ucapnya.
Siswi yang meraih Harapan I Duta Sekolah ajang Festival Faqih Ustman tahun 2022 ini mengucapkan rasa sedihnya pada hari mereka harus berpisah, masih terngiang alunan lagu setiap masuk sekolah di pagi hari.
“’Hariku cerahku matahari bersinar, kugendong tas merahku di pundak…’ Sepertinya baru kemarin kami melewati gerbang sekolah dengan diiringi lagu-lagu berirama riang. Salah satu yang sangat saya suka dari SDMM,” kenangya.
Kania yang bercita-cita menjadi wanita karier di bidang media ini berterima kasih kepada guru-guru di SDMM yang memberikan kesempatan dia belajar bahwa angka 10 tidak hanya diperoleh dari 5+5, tetapi bisa juga dengan 8+2, 3+7, maupun 100-90.
“Untaikan doa-doa bagi kami agar dapat berproses menjadi 10 dengan versi terbaik kami. Ayah, bunda, terima kasih telah memilihkan SDMM sebagai pondasi pendidikan kami,” ujarnya. (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid Editor Mohammad Nurfatoni