Empat Langkah Mewujudkan Generasi Islam Tangguh; Penulis Mohamad Su’ud
PWMU.CO – Meriah namun syahdu. Begitulah suasana acara Pagelaran Senin dan Pelepasan Peserta Didik Akhir Jenjang Perguruan Muhammadiyah Godog, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Ahad (25/6/2023).
Peserta didik sebanyak 138—yang terdiri dari kelompok bermain (KB), TK Aisyiyah, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 1, SMP Muhammadiyah 8, dan MA Muhammadiyah 3—mengikuti prosesi wisuda dengan hikmat dan sabar. Orang tua mereka tampak larut dalam kesyahduan.
Pesan Wakil Ketua PDM Lamongan
Mulyono Abdul Rahim, yang lebih akrab dipanggil Mulyono AR, hadir mewakili Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, memberikan tausiah di hadapan wisudawan dan ribuan orang yang hadir.
Wakil Ketua PDM Koordinator Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW) dan Lembaga Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) ini menguraikan secara jelas arti penting menyiapkan generasi tangguh.
“Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah SWT. Kehadiran anak dapat memberikan kebahagiaan bagi orang tuanya,” jelas alumnus KMI Pondok Modern Gontor Ponorogo lulus Tahun 1975.
Mulyono AR lalu mengutip ayat al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 9.
وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Lima Langkah Mewujudkan Generasi Tangguh
Selanjutnya, pria yang pernah menjabat Wakil Kepala SMP Muhammadiyah Sumberrejo Bojonegoro 1976-1977, ini menguraikan langkah-langkah mewujudkan generasi Islam yang tangguh.
Pertama: mengajari mereka agar menjadi genarasi kuat tauhidnya kepada Allah SWT
Mulyono mengutip wasiat yang disampaikan Nabi Ya’qub ketika hendak meninggal dunia, dalam ayat 133, surat al-Baqarah.
أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَآءَ إِذۡ حَضَرَ يَعۡقُوبَ ٱلۡمَوۡتُ إِذۡ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعۡبُدُونَ مِنۢ بَعۡدِيۖ قَالُواْ نَعۡبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ ءَابَآئِكَ إِبۡرَٰهِيْمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗا وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ
:Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
Kedua, lanjut Mulyono, menjelaskan kepada mereka bahwa satu-satunya agama yang benar dan yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam.
Untuk memperkuat argumen ini, Mulyono menyuguhkan beberapa ayat hujjah dari al-Qur’an.
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينًاۚ
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al Maidah: 3)
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imran 19)
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran 85)
Baca sambungan di halaman 2: Peran Penting Shalat