PWMU.CO – Orang saleh semakin berat ujiannya menjadi bahasan khutbah Idul Adha Rektor Umla Dr A. Aziz Alimul Hidayat SKep Ners MKes di Lapangan Sawonggaling PCM Babat Lamongan, Rabu (28/6/2023).
Khutbah Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) Dr Aziz Alimul Hidayat berpijak pada surat asy-Syam: 7-10.
Demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Dia mengilhamkan padanya( jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
Dia mengatakan, Idul Adha memberikan pesan yang mendalam kepada kita bahwa penciptaan manusia yang sempurna tertanam dua potensi jiwa untuk membangun keseimbangan dengan adanya sifat hewani dan fitrah insani.
Dia menjelaskan, potensi sifat hewani adalah fujur. Berupa sifat-sifat keburukan seperti rakus, marah, tidak tahu malu. Sedangkan potensi fitrah insani adalah takwa. Tecermin pada aneka sifat kebaikan seperti qana’ah, sabar, jujur dan sebagainya.
Idul Adha mengingatkan kita, lanjutnya, berupaya mengembalikan jiwa pada potensi fitrah yang dimiliki yaitu ketenangan dan kedamaian. Upaya ini harus kita tempuh dengan menyembelih seluruh sifat-sifat hewani yang ada dalam diri.
”Idul Kurban mengingatkan kita ketaatan Ibrahim as ketika harus menyembelih Ismail, putra tercintanya. Ini ujian yang sangat berat, ujian orang saleh,” ujar alumnus Pondok Muhammadiyah Babat ini.
Dia bercerita, pada suatu saat ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya? Beliau menjawab: para nabi, kemudian yang semisalnya (orang-orang yang di bawah nabi berdasarkan kesalehannya),” katanya mengutip hadits Tirmidzi.
Berdasarkan hadits ini, ujarnya, dapat dilihat semakin saleh seseorang, maka Allah akan mengujinya untuk membuktikan derajat kesalehannya. Contoh Nabi Nuh dengan kekafiran istri dan anaknya. Nabi Luth dengan kekafiran istrinya. Nabi Muhammad saw dengan kekafiran pamannya Abu Lahab.
Dia menerangkan, ibadah kurban memberikan pesan kepada umat Islam tentang pentingnya solidaritas, empati terhadap orang lain, serta menyembelih ego pribadi untuk kemanfaatan bersama.
Ada hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr ra bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw. ”Ajaran Islam apakah yang paling baik?”
Nabi Muhammad saw menjawab: Memberi makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal maupun yang tidak kamu kenal.
Hadits ini mengajak umat Islam, manusia secara keseluruhan, untuk memperhatikan nasib masyarakat sekitarnya. Termasuk para pemimpin untuk lebih memperhatikan masyarakat yang dipimpinnya.
Dia menyerukan supaya konsisten antara kata dan perbuatan, karena semuanya dimintai pertanggungjawaban. Beruntunglah orang saleh yang selaras antara kata dan perbuatan.
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto