Mengancam Tulis di Koran Jika 10 Komitmen Kader Tidak Ditepati. Liputan Yunia Zahrotin Nisa’. Kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur melaksanakan kegiatan Ta’aruf dan Rapat Kerja yang diselenggarakan di BPSDM (Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia) Provinsi Jatim, Sabtu-Ahad (24-25/6/2023).
Acara ini dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr Thohir Luth, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Siti Dalilah Candrawati, dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) Ariati Dina Puspitasari.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua PWM Jatim Prof Dr Thohir Luth mengingatkan bahwa di dalam rumah besar Muhammadiyah ada Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Hizbul Wathan (HW), dan Tapak Suci (TS).
“Rumah besar kita adalah Muhammadiyah. Dan kita perlu memperbanyak kawan serta mengamalkan ukhuwah islamiah yang ada dalam khittah Muhammadiyah,” tandasnya.
Oleh sebab itu, Thohir Luth memberikan nasihat, agar PWNA Jatim juga menggandeng putri dari Gubernur, yakni Fatayat NU.
Thohir Luth menekankan, bahwa untuk membentuk pribadi kader Nasyiatul Aisyiyah Jatim yang inklusif, progresif, berkemajuan sebagaimana dijelaskan Ketua PWNA Jatim Desi Ratna Sari, maka harus melakukan konsolidasi, revitalisasi, kolaborasi, dan inovasi.
“Konsolidasi adalah sebuah usaha untuk menyatukan dan memperkuat hubungan antara dua kelompok atau lebih untuk membentuk suatu entitas yang lebih kuat,” ucapnya.
Sementara revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terperdaya.
“Kolaborasi adalah terjadinya kerjasama di antara dua orang atau lebih, atau institusi yang saling mengerti permasalahan satu sama lain dan berusaha memecahkan masalah secara bersama,” tuturnya.
Sedangkan inovasi adalah menemukan suatu hal yang baru atau melakukan berbagai pembaruan yang terbentuk dalam sebuah produk, ide, desain, dan sebagainya.
Thohir Luth menambahkan pesan agar kader Nasyiatul Aisyiyah menjaga akhlak yang baik. Karena zaman sekarang, kalau anak berperilaku baik, nama orang tua jarang disebut.
“Sebaliknya kalau anak berbuat tidak baik, maka akan segera tersebar dan dicari siapa orang tuanya,” kata Guru Besar Ilmu Hukum Islam di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini.
Thohir Luth pun berharap agar seluruh anggota Nasyiatul Aisyiyah melaksanakan sepuluh komitmen kader yang telah diikrarkan bersama.
“Sepuluh komitmen kader harus ditepati. Kalau tidak ditepati, saya akan tulis di koran,” kelakar Thohir Luth diikuti tawa peserta yang hadir. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni