Jangan Mencelakan Diri Sendiri
Kedua, jangan suka mencela diri sendiri karena dengan mencela diri sendiri tanda mudah berputus asa. Sikap putus asa hanyalah dimiliki oleh orang yang ingkar terhadap kasih sayang Allah kepadanya, padahal kasih sayang Allah tidak bertepi. Jadi setiap diri harus terus membangun sikap positif pada dirinya sembari terus meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaannya kepada Allah dengan sikap mental bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya bertawakal.
Ketiga, jangan suka atau membiasakan diri untuk memberikan julukan atau memanggil orang lain dengan menjelekkannya atau mengandung ejekan. Bisa jadi ia tetap terima panggilan itu akan tetapi di hatinya sebenarnya ia tidak rela dengan panggilan itu. Dalam hal ini Allah mengingatkan kita agar tidak ada kesombongan dalam setiap diri ini dengan memanggil orang lain dengan panggilan yang menunjukkan kita merasa lebih mulia darinya.
Sehingga persoalannya bukan pada yang dipanggil, akan tetapi subjeknya adalah diri kita jangan merasa lebih mulia dari orang lain sekalipun orang itu adalah orang yang di bawah kita dalam berbagai sudut pandang. Merasa mulia adalah jebakan iblis untuk kita mengikuti jejaknya. Sungguh diri ini janganlah merasa berjasa walalupun kita telah melakukan kebaikan bagi orang lain, karena hakikat kebaikan yang kita lakukan adalah atas izin Allah Subhanahu wa ta’ala, sehingga tidak ada yang patut kita sombongkan atau banggakan. Allah memberikan ancaman bagi mereka yang tidak mau bertobat.
فَلَمۡ تَقۡتُلُوهُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمۡۚ وَمَا رَمَيۡتَ إِذۡ رَمَيۡتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ وَلِيُبۡلِيَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ مِنۡهُ بَلَآءً حَسَنًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٞ
“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (al-Anfal: 17)
Begitulah Allah Tuhan Yang Maha Adil, tidak ada satu perbuatan pun yang tidak akan dibalas dengan seadil-adilnya. Maka sudah sepatutnya sebagai hamba-Nya kita merasa berbahagia dengan hukum-hukum Allah, tiada terbersit pun motif keburukan dan kejahatan yang kemudian direalisasikan akan dibalas oleh Allah. CCTV Allah tembus sampai pada gerakan yang ada di dalam hati kita. Wallahu a’lam. (*)
Hukum Ngeprank Orang Lain adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 15 Tahun XXVII, 30 Juni 2023
Editor Mohammad Nurfatoni