Belajar dari Ketangguhan Siti Hajar; Pesan Cinta di Balik Musibah adalat tema khutbah Idul Adha Mohamamd Su’ud di Desa Blimbing, Paciran, Lamongan.
PWMU.CO – Cuaca pagi saat itu sangat cerah. Angin berhembus menusuk tulang. Puluhan jamaah melangkahkan kaki dengan tenang. Lapangan di tepi jalan dan persawahan berangsur-angsur mulai penuh. Untuk menuju lokasi shalat Id ada tiga rute: arah persawahan yang banyak berderet puluhan rumah penduduk, arah utara, dan selatan.
Jamaah laki-laki, perempuan, anak-anak berjajar rapi membentuk shaf. Salah satu panitia memimpin melantunkan takbir. Takbir, tahmid, dan tasbih bergema memenuhi lapangan.
Tepat pukul 06.20 Ketua Dewan Kemakmuran Masjid, Ahmad Fuad Walid memberikan komando bahwa shalat Idul Adha segera dimulai. Seorang imam muda, Muhammad Relung Fazlur Rohman, alumnus Ponpes Karangasem Muhammadiyah Paciran berjalan dengan tenang menuju posisi di depan untuk memimpin shalat.
Rakaat pertama sang imam melantunkan Surat ad-Dukhan 40-56 dan rakaat kedua surah Muhammad 20-24. Suasana hening dan syahdu.
Siti Hajar Wanita Tangguh
Siti Hajar satu di antara wanita mulia yang namanya terukir dalam sejarah Islam. Siti Hajar istri Nabi Ibrahim alaihissalam mengajarkan makna kepasrahan total dan ketundukan kepada Allah SWT tanpa syarat.
Demikian awal khutbah Idul Adha yang disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Mohamad Su’ud SPdI SP di lapangan dr Denny Kebonsari, Desa Blimbing, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Rabu (28/6/2023).
Menurut pria yang masih menjabat Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Modo inui apa yang dialami oleh Siti Hajar tidak sebanding dengan permasalahan hidup manusia pada umumnya.
“Bila kita merasa berat dengan persoalan hidup, berat mana ujian yang diberikan Allah kepada Siti Hajar? Di [adang tandus bebatuan. Tidak ada air dan tidak pemukiman. Sendirian bersama bayinya Ismail,” tanya Su’ud retoris.
Lagi-lagi Su’ud mengajak kepada jamaah untuk kembali merenungkan bahwa di balik setiap musibah pasti ada pesan cinta Illahi. “Secara cepat mencari pesan Tuhan itulah yang terpenting. Bukan menyalahkan pihak ketiga apalagi menuduh Allah tidak adil atau benci. Itulah yang dilakukan oleh Siti Hajar,” urainya berapi-api.
Menurutnya, dengan mencari isyarat atau pesan tersembunyi di balik ujian akan menjadikan seorang hamba merasakan ketenangan batin. “Apa yang terjadi terimalah dengan ikhlas, ridha, dan pasrah total. Jangan menolak,” pesannya.
Baca sambungan di halaan 2: Pesan Cinta di Balik Musibah