Momen Mengharukan di Wisuda Tahfidh Ponpes Al Mizan. Liputan. Alfain Jalaluddin Ramadlan, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Wisuda Tahfidh Quran 30 Juz digelar Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (24/6/2023).
Wisuda tahfidh ini menguras emosi tamu undangan, wali santri, dan santri yang ikut menyaksikan. Terlebih saat wisudawan-wisudawati memakaikan mahkota dan memberikan bunga kepada orang tua masing-masing.
Pemakaian mahkota merupakan simbol imbalan pahala Allah SWT di akhirat nanti, bagi anak yang menghafal al-Quran. Bahwa seorang anak akan memakaikan mahkota cahaya kepada kedua orang tua dan menyelamatkan mereka dari panasnya api neraka. Selain itu juga sebagai tanda kemuliaan serta keistimewaan bagi para penghafal al-Quran.
Acara prosesi wisuda tahfidh dipandu oleh Abdul Kholis Fadhli dan Alif Bin Khoir. Mereka memanggil para peserta wisuda yaitu Izzah Aulia’ Afifah santri kelas 5 diniyah dan Ibtisam Qosidul Haq santri kelas 6 diniyah untuk maju ke panggung.
Kemudian, Abdul Kholis Fadhli menginformasikan, bahwa kedua santri tersebut telah menyelesaikan Tasmi’ Akbar dan Ujian Akhir Tahfidh 30 Juz selama tiga hari di hadapan ustadz-ustadzah dan disaksikan oleh seluruh santri di asrama masing-masing.
“Sebagai bentuk penghormatan kepada santri penghafal 30 Juz al-Qur’an, kami memanggil Mudir Al Mizan Mujianto MPdI untuk memberikan ucapan dan memakaikan selendang kepada wisudawan-wisudawati tahfidh juz 30,” kata Abdul Kholis.
Penyematan Mahkota dan Pemberian Bunga
Selanjutnya Abdul Kholis juga memanggil orang tua dari Ibtisam Qosidul Haq yakni Zulkifli ST dan Muflikha untuk berdiri di belakang putranya. Dilanjutkan ia memanggil juga kedua orang tua dari Izzah Aulia Afifah, Heru dan Siti Muawanah naik ke panggung.
“Sebagai langkah awal untuk melanjutkan dan menjaga hafalan, maka saya mempersilahkan kedua peserta untuk membaca surat akhir dari al-Quran secara bergantian yaitu surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas dan ditutup dengan surat al-Fatihah,” pinta Abdul Kholis kepada Ibtisam dan Izzah.
Usai melantunkan hafalan Quran, selanjutnya dua peserta wisuda tersebut memberikan penghormatan kepada orang tua dengan memakaikan mahkota dan memberikan bunga.
Pada momen inilah, suasana menjadi hening. Sayup terdengar suara tangisan dari seluruh tamu undangan, santri dan wali santri. Suasana semakin haru saat tim paduan suara Al Mizan mengiringi lagu hafidh Quran.
Saat proses pemakaian mahkota dan pemberian bunga kepada orang tua, Alif Bin Khoir sebagai pemandu acara membacakan sebuah puisi.
Puisi untuk Ayah dan Ibu
Ayah, Ibu…
Kami pernah mendengar hadits nabi
Bahwa para penghafal al-Qur’an yang mengkaji dan mengamalkannya,
Maka Allah akan memberikan mahkota kepada kedua orangtuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari.
Hari ini… karena kebanggaan dan kesyukuran kami kepada ayah ibu, semoga mahkota ini kelak menjadi sinar yang memuliakan ayah ibu di sisi-Nya.
Ayah, Ibu….
Hari ini… kami sampaikan rasa terima kasih atas segala pengorbanan yang telah ayah ibu berikan kepada kami
Sehingga kami bisa seperti sekarang ini.
Tak terbayangkan betapa sulitnya ayah ibu dalam mendidik kami
Ayah ibu senantiasa bimbing kami, ayah ibu cukupkan kebutuhan kami tanpa pamrih.
Di ujung sujud, ayah ibu rangkai nama-nama kami tuk mohon keridhaanNya, keselamatan, kebahagiaan kami di dunia dan akhirat.
Masih belum cukup, di penghujung malam ayah ibu tumpahkan segala pengharapan pada Ilahi, agar kami benar-benar menjadi orang yang bermanfaat.
Ayah, Ibu….
Saat ini kami baru mampu lantukan doa : Allahumaghfirli wali walidayya warham huma kama rabbayani soghiraa.
Yaa Allah limpahkanlah kasih sayangMu pada ayah Ibu kami, sebagaimana ia mengasihi kami diwaktu kecil.
Yaa Allah kami mohon mudahkanlah segala urusan ayah ibu kami. Ya Allah jika suatu saat Engkau memanggil ayah ibu kami, berilah kesempatan pada mereka untuk tersenyum bahagia, tersenyum penuh syukur atas kami.
Ya Allah kabulkan hajat kami. Aamiin. Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Pada momen inilah, suara tangisan semakin menjadi dan suara takbir menggema dari peserta wisuda. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni