Kader Muhammadiyah di Panggung Pemilu 2024, review Fokus majalah Matan oleh Miftahul Ilmi
PWMU.CO – Pemilu ke-6 Era Reformasi akan berlangsung pada 14 Februari 2024. Pemilu ini, seperti sebelumnya, akan memilih anggota DPR, anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD Kab/Kota, anggota DPD, dan Presiden-Wakil Presiden. Lima kartu suara sekaligus yang harus dicoblos atau dicentang!
Semakin dekat perhelatan demokrasi lima tahunan itu makin panas pula suhu politik. Dinamika politik makin kencang. Ada tarik menarik. Ada pasang surut. Ihwal Pilpres mungkin paling sexy bagi insan pers dan rakyat alias media darling.
Namun, jangan dilupakan memilih calon wakil rakyat jauh lebih penting dan menentukan. Mereka inilah yang bakal mengawasi eksekutif mulai presiden hingga bupati/walikota selama masa jabatan. Jangan sampai keliru lima menit (di bilik suara) menyesal kemudian lima tahun.
Sesuai jadwal Pemilu 2024, penentuan DCT (daftar calon tetap) calon anggota legislatif dari pusat sampai daerah akan diumumkan pada 11 Oktober 2023 nanti. Sekarang ini masuk tahap perbaikan kelengkapan administrasi. Secara internal parpol juga tengah sibuk memastikan nomor urut caleg di suatu daerah pemilihan.
Kita mencermati gebyar Pemilu 2024 masih akan banyak diisi anak-anak pemuka parpol dan pejabat tinggi. Beberapa di antaranya ada Pinka Hapsari (anak Puan Maharani), Hanum Salsabila Rais (anak Amien Rais), Rahajeng Widyaswari (anak almarhum Tjahjo Kumolo), Gus Hilman (anak Jazilul Fawaid), dan Putri Zulya Savitri (anak Zulkifli Hasan). Selain itu tentu saja para artis yang doyan menjual popularitasnya untuk mendulang suara.
Dan ini yang paling penting: Mahkamah Konstitusi akhirnya memutuskan rezim Pemilu 2024 tetap berdasarkan sistem proporsional terbuka menyusul atas putusan judicial review, dalam sidang terbuka MK, Kamis (15/6/2023).
Dengan demikian, kontestasi antarcaleg internal parpol dan caleg antarparpol akan terus mewarnai blantika politik nasional. Lalu di manakah posisi dan sikap Muhammadiyah dalam mengantar kader-kadernya menang dalam pertarungan yang sengit dan berbiaya mahal ini?
Baca sambungan di halaman 2: Pembunuhan Demokrasi secara TSM