PWMU.CO – Kesalehan digital dan fikih informasi disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu`ti ketika membuka rangkaian kegiatan program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di Tangerang Selatan, Banten secara zoom, Jumat (7/7/2023).
Program GNRM ini kerja bareng antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Salah satu acaranya Workshop Penyusunan Modul GNRM. Terkait tema dan isi modul GNRM ini, Abdul Mu`ti mengatakan, berbagai masalah kebangsaaan dan kebijakan negara menyangkut peneguhan ideologi Pancasila dan kerukunan umat beragama patut jadi perhatian.
Menurut dia, isu-isu keadaban digital dalam beberapa hal menjadi sangat penting dikaitkan dengan berbagai keputusan dan pandangan. Termasuk dengan dokumen resmi Muhammadiyah terkait isu keumatan dan kebangsaan.
”Saya sebutkan yang terkait dengan keputusan Muktamar Muhammadiyah (ke-48 di Surakarta, Jawa Tengah pada 2022) paling tidak mengenai tiga hal,” ungkap Mu`ti yang guru besar UIn Jakarta.
Abdul Mu’ti itu mengingatkan soal membangun kesalehan sosial, membangun keadaban digital dengan penguatan dari sudut pandang fikih informasi, dan meneguhkan Pancasila sebagai dasar negara dengan panduan dari keputusan muktamar tentang negara Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah.
”Tiga hal ini secara ringkas terkait tema membangun keadaban digital, penguatan ideologi Pancasila, membangun kehidupan beragama yang toleran dan membangun peradaban bangsa,” tutur Mu`ti.
Ia melanjutkan, dengan perkembangan teknologi digital terkini, Muhammadiyah memberikan perhatian yang sangat serius.
”Kalau kita mencermati keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta itu terkait dengan isu nasional, salah satu yang diangkat adalah pentingnya kita ini memiliki kesalehan digital,” katanya.
Mu`ti menegaskan, Muhammadiyah selain membangun kesalehan digital, juga menerbitkan fikih informasi sebagai panduan keagamaan menggunakan informasi.
Dalam hal ini Muhammadiyah mengajak masyarakat untuk move on atau melakukan hijrah mental agar menjadi pengguna media sosial yang cerdas dan pengisi media sosial yang mendidik.
”Kita menjadi konten provider dan user yang senantiasa berpijak pada kecerdasan dan kebenaran. Karena di media sosial itu tidak mudah kita memisahkan informasi yang hak dari yang hoax, memisahkan fakta dari fake,” ungkapnya.
Mu`ti menambahkan, dengan fikih media sosial (informasi) tersebut, Muhammadiyah berusaha mengajak kepada seluruh masyarakat, khususnya umat Islam dan warga Muhammadiyah mengikuti keteladanan Nabi.
”Melalui keteladanan Nabi agar berpihak dan berpijak kepada akhlakul karimah saat kita menyebarkan dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” tandasnya.
Penulis Deni Mulia Editor Sugeng Purwanto