Sang Bener sebagai Penjaga Ideologi
Kedua, bener. Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai sayap dakwah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid, dalam rangka tegaknya agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-sebenarnya.
Kita bukan mencari pemimpin sempurna untuk memimpin harakah kita, namun calon pemimpin yang berkarakter kuat dan menjadikan Islam sebagai landasan dalam bergerak.
Banyak iming-iming dan godaan di luar sana. Maka, sang benersebagai nakhoda mampu meluruskan dan mengembalikan ke khittah organisasi.
Bila ada anggota yang memanfaatkan organisasi untuk kepentingan pribadi, maka secara bijak sang bener mampu melunakkan hatinya.
Bila ada bujukan kelompok atau individu tertentu untuk “merusak” wibawa gerakan, sang bener segera membalikkan layar sesuai tujuan.
Kita bebas berinteraksi dan bekerja sama dengan siapapun juga, asal tidak bertentangan dengan kepribadian Persyarikatan termasuk Aisyiyah.
Menjadi pimpinan adalah amanah, bukan gagah-gagahan atau menaikkan daya tawar pribadi. Menjalankan organisasi harus dilandasi keikhlasan yang tinggi, semata-mata mengharapkan ridha Allah, sebagaimana pokok pikiran kelima, Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah:
“… segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan rindho-Nya belaka serta mempunyai rasa tanggung jawab dihadirat Allah atas segala perbuatannya….”
Ketiga, war-wer. Cepat bukan berarti gegabah. Berlari tidak identik dengan tergesa-gesa. Semua harus proporsional dan rasional.
War-wer lebih tepat sebagai sikap tidak menunda, sikap tidak santai. War-wer adalah pemimpin yang cerdas mengambil peluang. Menyegerakan untuk urusan kebaikan. Bukankah apa yang diputuskan dalam musyawarah adalah kebaikan?
Keuntungan sistem kepemimpinan dalam Muhammadiyah adalah tidak menggantungkan pada ketokohan individu, namun sistem. Sehingga akan menutupi kelemahan dan kekurangan antarpimpinan. Bila ada yang lambat, yang lain bisa memacu. Bila ada yang grusa-grusu yang lain bisa memberikan alarm, dan seterusnya.
Baca sambungan di halaman 3: Ingat Pedoman Berorganisasi