PWMU.CO – Workshop Pendidikan Sekolah Sehat digelar Tim Rumah Aspirasi Prof Dr Zainudin Maliki MSi, Sabtu (8/7/2023) di KHAS Hotel Gresik. Kegiatan ini mengundang Majelis Dikdasmen PNF Kabupaten Gresik serta kepala SD, SMP, SMA, dan SMK se-Kabupaten Gresik.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik S Hariyanto SPd MM menekankan pentingnya sekolah sehat. “Salah satu indikator sekolah sehat dilihat dari kebersihan kamar mandi sekolah,” ucapnya dalam sambutan pembukaan.
Widyaprada Ahli Utama Direktorat PAUD Dr Sugiyanto menyampaikan, sekolah sehat salah satunya memperhatikan dan menekankan adanya jenis makanan sehat bebas pewarna dan bahan berbahaya lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Kesiswaan Niswatul Mujtahidah SE bersyukur SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) sudah mengupayakan hal yang sama.
“Alhamdulillah di SDMM minimarketnya menyediakan jajanan sehat yang disuplai wali siswa dengan kontrol Ikwam. Juga rumah katering yang terkontrol bahan-bahan serta pengolahannya,” kata dia.
Anggota Komisi X DPR RI Prof Dr Zainuddin Maliki MSi menyampaikan, sehat itu dimulai dari diri sendiri. “Dukungan masyarakat akan dapat membantu menciptakan sekolah sehat, selain peran guru sebagai peran penting dalam menciptakan sekolah sehat,” ujarnya memotivasi guru agar menjadi guru sejati, bukan guru ala-ala saja.
Enam Strategi Implementasi KSS
Sementara itu Analisis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Sekolah Dasar Kurniawan ST MPd MBA menyampaikan, kampanye sekolah sehat untuk menciptakan generasi sehat, cerdas, dan berkarakter. Ada 6 strategi implementasi Kampanye Sekolah Sehat (KSS).
Pertama, penguatan regulasi yang dilakukan secara terus menerus untuk terwujudnya sekolah sehat sehingga tercipta peserta didik yang sehat, cerdas, dan berkarakter.
Kedua, optimalisasi peran pembina UKS yang meliputi pembiasaan sehat yaitu sehat bergizi, sehat fisik, dan sehat imunisasi. Selain itu peran UKS dalam sehat bergizi yaitu pembiasaan untuk selalu minum air putih dan mengadakan kegiatan makan bersama 1 pekan sekali.
Ketiga, sosialisasi publikasi dan advokasi. “Kampanye sekolah sehat dapat dilakukan dengan adanya imbauan untuk masukkan materi sekolah sehat pada masa MPLS yang melibatkan wali murid untuk mengenalkan tiga pembiasan sehat yaitu sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi,” jelas Kurniawan.
Selain itu, lanjutnya, sosialisasi juga bisa melalui media sosial atau mengadakan workshop dengan tema sekolah sehat.
Keempat, pembinaan dan pendampingan ke satuan pendidikan. Kelima, integrasi data status imunisasi peserta didik dalam dapodik. Keenam, kerja sama/kemitraan dengan bentuk kegiatan menjalin mitra sekolah sehat dengan perusahaan/mitra usaha, melakukan bentuk kerja sama dengan mitra salah satunya melalui kegiatan edukatif seperti diadakan kegiatan jalan sehat dan workshop kampanye sekolah-sekolah.
“Selain dari unsur non pemerintah, kemitraan bisa dilakukan dari sektor pemerintah yang memiliki program selaras dan mendukung serta memperkuat sekolah sehat. Contoh penerapan kampanye sekolah yang dilakukan pemerintah adalah dengan diadakannya kunjungan dengan tema sekolah sehat oleh ibu negara dan ibu-ibu menteri pada bulan Februari,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Majelis Dikdasmen PNF M Fadloli Aziz SSi MPd menyampaikan, peran guru menjadi penting dalam kampanye sekolah sehat. “Guru bisa mengajarkan tentang hidup sehat mulai dari pembiasaan makanan sehat,” ujarnya.
Aziz menceritakan pengalamannya saat diajak dosen yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah untuk melihat kondisi di suatu lapas/penjara. “Di dalam penjara jika dikelola dengan baik dan tertata maka akan dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, apalagi di dunia pendidikan yaitu sekolah dengan adanya sumber daya manusia yang berpendidikan dan struktur dari sekolah sebaga pendidik, tentunya akan sangat mudah menciptakan sekolah sehat,” tuturnya.
Tak hanya itu Aziz juga menyampaikan, kontrol yang dilakukan Majelis Dikdasmen daerah untuk mendukung sekolah sehat salah satunya dengan pemberian awarding melalui lomba sekolah sehat. (*)
Kontributor Rudi Purnawan dan Niswatul Mujtahidah. Coeditor Ria Pusvita Sari.