PWMU.CO – Akan menjadi apa bangsa kita pada tahun 2030 atau 2050? Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI) Rudiantara mengungkapkan semua itu akan sangat tergantung pada yang kita semaikan hari ini dan kemarin.
Rudiantara mengatakan berkaca dari pengalaman menghadapi berbagai krisis yang dialami Indonesia, benteng terkuat untuk menahan krisis adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Sehingga krisis tidak lebih parah, dan adanya kebangkitan ekonomi Indonesia.
(Baca: 10 Tahun Berturut Raih Kampus Terunggul, Saatnya UMM Berkompetisi dengan Kampus Luar Negeri)
”Satu rupiah, bahkan triliunan dolar yang kita kumpulkan pada tahun 2030 atau 2050, adalah hasil dari satu rupiah yang kita tanamkan hari ini. Satu rupiah yang telah dijejalkan para orangtua ke dalam saku para wisudawan-wisudawati yang diterima pada masa-masa kuliah adalah investasi yang akan dipanen bangsa ini di masa yang akan datang,” ungkap Rudi dalam gelaran wisuda Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ke-84 di Hall UMM Dome, Sabtu (20/1).
Rudi menuturkan sekitar tahun 1990, Indonesia digadang-gadang bisa menjadi ‘Macan Asia’. Bahkan, Indonesia sempat disejajarkan dengan Hongkong, Korea Selatan, Singapura, Taiwan dan lainnya. Idiom semacam ini digunakan untuk menggambarkan negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, terutama didorong oleh keberhasilan industrialisasinya.
Sayangnya, sebut Rudi krisis keuangan pada tahun 1997 meredupkan sementara mimpi Indonesia untuk menjadi Macan Asia. Bahkan, pada periode ini, Indonesia justru harus berjuang mengatasi krisis yang merembet ke ranah yang sifatnya multidimensi.
(Baca juga: UMM, Universitasnya Menteri-Menteri dan Mantan Rektor UMM Tersukses Ini Berbagi 5 Jurus Membesarkan Perguruan Tinggi )
”Dongeng tentang prospek ekonomi Indonesia yang sangat potensial untuk menjadi ‘macan’ di kawasan Asia, tidak pernah musnah sama sekali. Meski dampak dari krisis itu masih tetap bisa dirasakan hingga saat ini,” ujar pria yang pada kesempatan tersebut dikukuhkan sebagai keluarga kehormatan UMM.
Rudianto mengajak para lulusan UMM untuk terus membangun optimisme, bahwa Indonesia akan meraih mimpinya sebagai ‘Macan’ di kawasan Asia. ”Saatnya kita menatap ke depan, ke arah cakrawala yang lebih cerah. Tak ada alasan untuk berkeluh kesah, karena tak kurang publikasi dan penelitian tentang ekonomi global yang dilakukan lembaga-lembaga peneliti dan konsultan ekonomi internasional yang menyebut betapa besarnya potensi ekonomi kita dalam konteks ekonomi dunia,” paparnya.
(Baca ini juga: 6 Unmuh Masuk 22 Kampus Unggul di Jatim: UMM Juara Pertama sejak 10 Tahun Lalu)
Sebuah proyeksi dari penelitian yang dirilis pada Februari 2017 menyebutkan, pada tahun 2013, Indonesia akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ke-9 di dunia berdasarkan Gross Domestic Product (GDP) atau Market Exchange Rate-nya.
”Pada tahun 2030 ekonomi Indonesia nilainya sekitar 2,4 triliun dolar Amerika, yang pada tahun 2016 lalu nilainya adalah hampir 1 triliun dolar Amerika, 950 Miliar kurang lebih. Di tahun 2030 nanti, nilainya akan meningkat menjadi 2,5 kali lipat,” pungkasnya. (hum/aan)