Matematika Tauhid
Ia lantas mengaitkan prinsip tauhid dengan pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah, di antaranya adalah matematika dan informatika. Menurutnya, matematika adalah pelajaran yang mengajarkan ketauhidan.
“Matematika mengajarkan kita kejujuran. Bahwa satu ditambah satu hasilnya pasti dua. Angka nol dan angka satu yang digunakan dalam dunia coding juga mengajarkan tentang keesaan Allah. Angka satu, itu tidak terbentuk dari apapun, begitu juga Allah,” imbuhnya.
Adapun angka nol, menurut Fiqi, merepresentasikan sifat Allah yang ghaib, Maha tak tampak. Dengan demikian, Fiki berharap para guru maupun karyawan Spemdalas bisa memahami dan menerapkan nilai tauhid sehingga bisa menjadi pribadi yang terus memperbaiki diri karena merasa diawasi oleh Allah.
“Kalau sistemnya sudah terbentuk, jenengan akan ingin terus memperbaiki diri. Dengan ilmu, kita akan mengenal diri sendiri. Kalau Nabi itu memperkenalkan Allah, kalau kita itu mengenal Allah,” terangnya.
Selanjutnya Fiqi menghimbau agar guru dan karyawan Spemdalas menyadari keberadaannya di sekolah Muhammadiyah yang asal katanya adalah Muhammad, nama Rasul terakhir dalam agama Islam.
“Maka dalam amaliah kita, dalam belajar mengajar harus meneladani sifat Rasul, minimal sidiq, amanah, tabligh, fathanah. Terutama fathonah, intelligent. Juga amanah, kalau mau dipercaya kita harus memastikan bahwa kita layak dipercaya,” katanya.
Fiqi menambahkan, bahwa sifat amanah sejalan dengan tips untuk mendapatkan jodoh. Bahwa jangan pernah mencintai seseorang tapi pastikan kita layak untuk dicintai.
Baca sambungan di halaman 3: Prinsip Keadilan