Memaknai Hijrah
Syamsul lantas mengajak jamaah merenungkan bagaimana memaknai peristiwa akan datangnya tahun baru Hijriah ini sebagai semangat berkemajuan. “Kalau kita lihat dari perjalanan peradaban Islam, sejak Nabi Muhammad SAW berhijrah hingga malam hari ini yang sudah memakan waktu 1444 tahun, ditambah dengan 13 tahun lebih Nabi Muhammad SAW berdakwah di Makkah sebelum hijrah ke Madinah, artinya peradaban Islam telah berusia 1457 tahun 3 bulan 7 hari hingga malam hari ini,” jelasnya.
Dia menegaskan itu bukan usia yang pendek. Sepanjang sejarah, sudah banyak kontribusi yang diberikan agama Islam untuk peradaban dunia. “Kita sekarang pun terus ditantang untuk menjawab berbagai problem yang kita hadapi di masa yang akan datang. Oleh karena itu kita harus dinamis, kita harus berkemajuan,” imbuhnya.
Peristiwa hijrah tersebut menurutnya tidak dilihat sebagai peristiwa fisik yang terjadi 14 abad yang lalu. “Lebih kita lihat sebagai simbolisasi dari hijrah yang dinamis dalam membangun kehidupan kita di masa yang akan datang yang kita perjuangkan sebagai sesuatu yang berkemajuan,” sambungnya.
Syamsul menutup pengantarnya dengan ucapan selamat menyambut tahun baru Hijriah 1445 yang akan tiba pada enam hari ke depan, Kamis (19/7/2023).
“Semoga tahun-tahun mendatang bagi kita tahun yang penuh semangat dalam rangka mencapai berbagi kemajuan yang kita harapkan dan mendorong gerakan Muhammadiyah yang telah mencanangkan Islam Berkemajuan,” ujarnya.
Di mana ada hal dalam Risalah Islam Berkemajuan yang mendapat penekanan yakni dalam hal ekonomi dan ilmu pengetahuan. “Mudah-mudahan kita mendapat banyak pencerahan,” harapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni