Meremajakan Spirit Hijrah
Syamsiyatun kemudian mengungkap cara meremajakan spirit hijrah. “Melakukan pembacaan ulang ayat-ayat al-Quran yang membincang tentang hijrah, menghubungkannya dengan ayat-ayat tentang membaca, ayat-ayat tentang iman dan amal shalih,” ujarnya.
Dalam tradisi Muhammadiyah, kata Syamsiyatun, pembacaan ayat-ayat tersebut harus menggunakan perspektif Islam berkemajuan. Yakni menyemai benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia.
Selain itu, perspektif Islam berkemajuan juga menjunjung tinggi kemuliaan manusia, laki-laki dan perempuan, tanpa diskriminasi. Karakter ini juga berlandaskan tauhid, bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah, serta menghidupkan ijtihad dan tajdid. “Harus ada ijtihad dan tajdid. Tidak instan, hanya berdasarkan pandangan satu orang kemudian itulah satu-satunya yang benar,” terangnya.
Adapun karakteristik lain dari Islam berkemajuan ialah mewujudkan ramah bagi alam semesta. Tak hanya itu, perlu juga mengembangkan karakteristik wasathiyah (tengahan), tidak ekstrem. Tidak berprinsip “Yang benar aku saja, yang lain salah!”
Syamsiyatun dalam kesempatan itu juga memaparkan beberapa ayat al-Quran yang membahas hijrah. Seperti dalam al-Baqarah ayat 218 yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”
Kemudian pada an-Nisa ayat 100: “Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Ada pula dalam at-Taubah ayat 20: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.”
Baca sambungan di halaman 3: Tangkal Penyempitan Makna Hijrah