Dua Musibah Besar
Misi Islam yang rahmatan lil alamin, yang menjadi rahmat untuk seluruh alam akan dapat diwujudkan, jika umat Islam mau bersatu. Sebaliknya jika tidak bersatu/berjamaah, maka akan muncul dua musibah besar.
Pertama, fitnah di muka bumi. Terjadilah pencelaan, pembulian, pengusiran, perampasan, bahkan pembunuhan. Munculnya fitnah yang berupa radikal, teroris, dan anti bhineka. Semua itu diarahkan kepada umat Islam.
Kedua, terjadinya kerusakan, tapi dianggap suatu kewajaran. Contohnya dalam suatu kasus yang menjadikan hukum hanya sebagai simbol. Seringkali kita mendengar sindiran. Seperti, hukum tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas; KUHP (kasih uang habis perkara); atau Hakim (hubungi aku jika kamu ingin menang).
Bahkan muncul lagi istilah berjamaah yang awalnya berkonotasi baik, kini dipakai untuk istilah korupsi berjamaah.
Umat Islam yang tidak berjamaah atau tidak bersatu dengan baik, maka akan muncul azab. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
“Al-jamaatu rahmatun wal furqatu azabun. Jamaah itu rahmat dan firqah (pisah) itu azab,” katanya.
Sebuah iktibar yang dapat diambil dari film flora dan fauna. Yaitu banteng-banteng yang berpindah ke tempat lain dengan bergerombol. Ada satu ekor banteng yang terpisah dari kelompoknya, maka dia habis diterkam harimau.
Orang yang tidak berjamaah, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Seperti kambing yang sangat lemah. Tapi jika berjamaah, maka akan kuat. “Ingat binatang buas seperti oligarki itu kuat, karena mereka bersatu.”
Kita umat Islam baru dapat bersatu, saat shalat berjamaah saja. Selain itu tidak jamaah. Kerja pun kita sendiri-sendiri.
Mengakhiri ceramahnya, ustadz Dicky mengajak jamaah, untuk:
- Menjaga niat/hati. Rahmat Allah akan turun, jika hati umat ini bersatu. Satukan hati kita. Betapa kita ini sering jabat tangan, tapi tidak jabat hati. Jangan sampai seperti peribahasa blangkon yang bendol buri. Di muka baik-baik saja, tapi di belakang menghujat. Muslim itu seperti cermin. Antarsesama harus saling menutupi.
- Melakukan kebaikan dengan berjamaah. Selama ini kita masih berjalan dengan sendiri-sendiri. Mari saling membantu dan menguatkan.
Pengajian yang berlangsung dengan hikmat selama satu jam ini berakhir pukul 07.00. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni