Tiga Konsep Kepemimpinan Menurut Al-Quran
Menurut Rukmini, dalam kepemimpinan, kita harus meniru Rasulullah SAW atau dikenal dengan istilah kepemimpinan profetik. “Maka KH Ahmad Dahlan pun meneladani beliau sehingga menemukan konsep-konsep yang merupakan roh dari Muhammadiyah,” ujar dia.
Konsep pertama ada dalam firman Allah surat Ali Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Kedua dalam surat at-Taubah ayat 128:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
Ketiga dalam surat al-Fath ayat 29:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.”
Tiga Pelajaran
“Ketiga ayat tersebut mengajarkan pada kita bahwa dalam melaksanakan kepemimpinan kita harus menjaga kepercayaan atau trust. Setelah kita terpilih oleh musyawirin maka kita harus bisa melaksanakan amanah itu,” tutur dia.
Kedua, bersinergi dengan internal sendiri. Misalnya melibatkan angkatan muda di setiap kegiatan yang pada intinya hasilnya adalah transformasi kader. Juga bersinergi dengan elemen dan ormas lain serta dengan pemerintah.
“Ketiga tujuan kita adalah hanya mencari karunia dan ridha-Nya. Semoga kita bisa melaksanakan amanah dengan baik. Amin,” tuturnya. (*)
Penulis Luqman Wahyudi Editor Mohammad Nurfatoni
