Selain Siswa, Orangtua Juga Harus Berada di Alfa Zone, liputan kontributor Surabaya Mulyanto
PWMU.CO – Belajar menyenangkan itu bukan Mudipat yang mengikuti pemerintah, tapi Pemerintah yang mengikuti Mudipat karena dari dulu Mudipat memang belajarnya menyenangkan.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muhammadiyah 4 (SD Mudipat) Pucang Surabaya Dr Hj Fatmah ST MM RSA pada silaturrahim sekolah dengan orangtua siswa baru pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Senin (17/7/2023).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan di Auditorium TMB Mudipat yang diikuti 234 wali siswa kelas I ini mengangkat tema Belajar Itu Menyenangkan.
Orangtua siswa kelas II F Farzana Allya R menyampaikan SD Mudipat memang menerapkan pendidikan yang menyenangkan, terlebih SD Mudipat telah sukses menancapkan pondasi agama dan karakter baik bagi alumni-alumninya.
“Bapak Ibu nanti yang kelas I akan mendapatkan kelas anak-anak kita yang menyenangkan, kelasnya warna warni. Karena, SD Mudipat paham anak-anak harus berada di kondisi alfa zone,” terangnya.
Apa alfa zone? Dr Fatmah menjabarakan kondisi gelombang otak manusia terdiri dari empat zona. Beta zone, theta zone, delta zone, dan alfa zone. Beta zone itu kondisi emosi. Theta zone adalah itu ngelamun. Ini, tegasnya,ngelamun itu tidak baik. Sedangkan kondisi delta zone itu tidur pulas.
“Jadi kalau anak pagi hari buru-buru dibangunin digrujuk mandi lalu sampai sekolah suruh buka halaman sekian, ajur. Ini beta zone,” terangnya.
Dia menegaskan, kondisi anak-anak di SD Mudipat ini selalu diusahakan ada di alfa zone. Yaitu kondisi bahagia. Anak-anak belajar dalam suasa menyenangkan. Guru Mudipat mengondisikan anak supaya selalu berada di alfa zone.
“Guru selalu memulai pembelajaran dengan melakukan afirmasi dulu. Yaitu peneguhan atau membuat suasana positif. Ini dilakukan supaya anak yang berada di beta, theta, dan delta zone semua beralih ke alfa zone. Mereka bisa menerima pelajaran dengan bahagia,” tuturnya.
Dia menuturkan, inilah yang dilakukan guru SD Mudipat. Di sini menyediakan permainan, salah satu contohnya ada ular tangga di pojok kelas. Juga ada wahana literasi.
“Nek biyen kita bawa mainan ke sekolah dimarahi habis-habisan oleh guru, nakale arek iki, nang sekolah kok gowo dolanan,” ucapnya disambut tawa.
Kenapa sekolah menyediakan mainan? Dia menjelaskan, supaya anak-anak selalu berada dalam kondisi bahagia menerima apa yang disampaikan gurunya. Begitu apersepsi kita positif terhadap sesuatu maka semuanya menjadi indah. Kalau otak berada dalam apersepsi negatif, maka semuanya akan berdampak buruk.
“Mudah-mudahan yang berada di alfa zone tidak hanya anaknya, tapi kita juga orangtua, berpikirlah selalu husnudzan husnudzan husnudzan. InsyaAllah SD Mudipat terbaik. Anak saya sekarang S2 di Jerman, yang S1 di UI. Ini adalah saksi sejarah di SD Mudipat,” katanya.
Excellent Service
Kepala SD Mudipat Edy Susanto MPd menyambut baik seluruh wali murid di hari pertama MPLS. Dia menjelaskan, di SD Mudipat kelas I-III pembelajarannya banyak bertatap muka dengan wali kelasnya.
“Hal ini jika ada kendala atau masalah, orangtua siswa langsung berkomunikasi dengan wali kelas,” ujarnya.
Dia menuturkan, tidak usah khawatir persoalan siswa di sekolah. “InsyaAllah guru dan karyawan SD Mudipat akan memberikan excellent service kepada panjenengan semua. Jadi saya ucapkan sekali lagi selamat datang di SD Mudipat. Mari kita hantarkan Ananda untuk meraih masa depan gemilangnya,” ucapnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.