Tren Hijrah Populer, Siapa Pencetusnya? Liputan Sayyidah Nuriyah
PWMU.CO – Bagaimana hijrah berdasarkan konteks sejarah di Indonesia? Bagaimana hijrah dulu dan sekarang?
Demikian pertanyaan pemantik Wahyudi Akmaliah MA MHum dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat membuka pemaparannya di Pengajian Bulanan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Jumat (14/7/2023) malam.
Ini berawal dari risetnya pada 2016 terkait fenomena kelompok hijrah yang saat ini berkembang di Indonesia. “Dalam beberapa hal kemudian menggerus ruang publik dan kemudian secara tidak langsung juga mengancam kelompok-kelompok besar organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama,” ungkap kandidat doktor di National University of Singapore ini.
Sebelum menjawab pertanyaannya, Wahyudi memaparkan beberapa definisi hijrah. Pertama, hijrah secara geografis. “Bisa dimaknai sebagai proses migrasi, pergerakan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain,” terangnya di Zoom sekaligus siaran langsung Youtube tvMu.
Selain itu, kata Wahyudi, hijrah juga terkait aktivitas fisik dan juga kekuatan spiritual untuk menyiapkan diri di tempat yang baru. “Simbol pergerakan Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah itu juga menjadi pemahaman hijrah yang cukup kuat,” imbuhnya.
Hijrah kemudian menjadi gerakan Islam untuk membangun kekuatan politik. Tapi hijrah juga dimaknai berbeda dalam kelompok teroris. Wahyudi mengungkap, salah satu kelompok teroris melihat hijrah sebagai perpindahan fisik, kemudian melakukan gerakan terorisme atas nama Islam.
“Bagi kelompok Salafi, hijrah juga diartikan semacam kewajiban untuk meninggalkan tempat yang kebanyakan dihuni orang yang dianggap kafir. Bagaimana dia berpindah kepada kelompok muslim dan juga memilih keterkaitan dengan konsep yang disebut mendekatkan diri kepada kelompok muslim dan menjauhi dari yang non-Muslim,” ujarnya.
Dalam konteks masyarakat .uslim Indonesia, bagaimana hijrah kemudian menjadi wacana publik, kata Wahyudi, hijrah dianggap sebagai perpindahan kehidupan dari yang sebelumnya tidak Islami kemudian menjadi lebih Islami.
Baca sambungan di halaman 2: Hijrah Dulu dan Sekarang