Tren Hijrah Populer
Sebenarnya siapa yang memopulerkan hijrah hingga menjadi tren dalam budaya populer Islam di Indonesia? Wahyudi pernah mengamati lalu menulis hal ini pada 2020. “Kita harus akui Hanan Attaki dan Pemuda Hijrah adalah yang memopulerkan makna hijrah, meskipun sebelumnya sudah ada gerakan hijrah,” ungkapnya.
Kemudian Pemuda Hijrah itu mencuat di media sosial dengan tren kekinian ala anak muda. Selain itu juga lebih lifestyle sehingga banyak anak-anak muda muslim Indonesia menjadi suka dengan figur Hanan Attaki.
Yang terjadi selanjutnya, kata Wahyudi, istilah-istilah hijrah pun meledak: menjadi tajam efektif dalam Islam tapi sekarang kata hijrah menjadi gaya hidup lebih populer, lebih trendy ala anak muda Islam saat ini.
“Kok tiba-tiba ada figur ustadz online pakai topi kupluk tapi nggak pakai peci atau pakai topi haji seperti itu, malah pakai topi kupluk? Sebenarnya siapa sih yang mendesain tokoh atau figur seperti Ustadz Hanan Attaki misalnya?” ungkapnya.
Mengingat memang secara gaya hidup sangat jauh berbeda. “Apalagi misalnya kita membandingkan dengan kelompok-kelompok tarbiyah PKS ini berbeda dari segi penampakannya, walaupun dari segi konten itu tidak terlalu jauh,” tambahnya.
Ternyata, figur itu bernama Inong dari Bandung. “Dia bekerja di kelompok-kelompok indie, semacam kelompok skateboard street cultures yang suka bikin kaos, ikut grup band indie, melakukan apapun kebudayaannya secara swadaya. Dia tidak suka dengan sesuatu yang berbau megah, kapital,” terangnya.
Dalam mencari apa itu Islam, lanjutnya, Inong bertemu Ustadz Hanan Attaki. Dia punya visi dan proyeksi, bagaimana cara membangun gerakan buat kelompok-kelompok muda Islam tapi yang di luar aktivisme.
Sebab bagi Inong, kebanyakan yang namanya pengajian dakwah itu hanya untuk kelompok-kelompok ikhwan dan akhwat, misalnya kader-kader Muhammadiyah saja. Sementara ada anak-anak di jalanan, anak motor, anak skateboard, atau musisi yang di luar target pengajian. “Inong mencoba untuk mendesain itu dengan nama Pemuda Hijrah,” paparnya.
Dalam pertemuan daring itu, dengan memahami kelompok hijrah ini, Wahyudi mengajak jamaah belajar strategi dakwah Muhammadiyah ke depan sebagai organisasi modern dan terbesar Islam di Indonesia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni