PWMU.CO – Innaa lillahi wa innaa ilayhi raaji’uun. Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Gresik, kehilangan salah satu kader terbaiknya, Yudha Pradana Rahman. Dia menghadap ilahi dengan usia muda, tapi dengan segudang keba(j)ikan. Berikut adalah catatan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik, Abd Sidiq Notonegoro, tentang anggota KOKAM yang hampir tak pernah meninggalkan shalat berjamaah ini.
Nama lengkapnya Yudha Pradana Rahman, tapi teman-teman biasa menyapa Yudha atau Mas Yudha bagi yang usianya lebih junior. Pribadinya tenang dan cenderung pendiam, bahkan sebagian teman mengatakan bahwa Yudha itu sosok yang lugu.
Tidak mengherankan jika teman-teman suka menggodanya. Tapi lagi-lagi godaan teman-temannya tersebut hanya dibalas dengan senyuman. Tak heran pula jika kemudian sebagian teman yang lain merasa kasihan dan tidak ikut-ikutan menggodanya.
(Baca juga: Subhanallah! Habis Mengimami Shalat Ashar, Ali Muklisin Wafat dalam Keadaan Puasa)
Namun sesungguhnya alumni prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) ini merupakan pribadi yang sangat aktif diberbagai kegiatan. Meski sudah menuntaskan pendidikan sarjana, Yudha masih sering datang ke kampus untuk mendampingi adik-adik juniornya di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam Kajian Rutin Rabu Malam (KURMA). Terlebih lagi dirinya masih tercatat sebagai Ketua Bidang Hikmah Pimpinan Cabang IMM Gresik.
Keaktifannya dalam “KURMA” tersebut juga bukan semata-mata sebagai rasa peduli terhadap organisasi dan para juniornya, tetapi juga sebagai panggilan jiwanya yang haus ilmu. Hasratnya untuk semakin memperdalam pengetahuan agama Islam-lah, menyebabkan dirinya serasa tidak pernah lelah untuk terus belajar.
(Baca juga: Muhammadiyah Lamongan Berduka: 4 Tokoh Wafat Sebulan Terakhir)
Hasratnya belajar bahasa Arab cukup menggebu-gebu. Hal ini tidak bisa dilepaskan pula dengan profesinya sebagai guru honorer di sebuah SD Negeri untuk mata pelajaran Agama Islam.
Selain sebagai aktivis IMM, Yudha juga merupakan Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Balongpanggang, sekaligus sebagai anggota KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah). Hampir disetiap kegiatan Muhammadiyah yang melibatkan massa banyak, Yudha berada ditengah-tengahnya dengan seragam KOKAM-nya.
Termasuk dalam kegiatan pengamanan kedatangan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Bachtiar Nasir yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah GKB Gresik. Sedangkan di tingkat daerah, namanya tercatat sebagai anggota aktif di Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik.
Istimewanya, semua aktivitas yang diikuti diawali dengan meminta ijin orang tuanya, khususnya ibu. Jika ibunya tidak mengijinkan, maka dirinya pamit kepada teman-temannya untuk tidak mengikuti aktivitas. Bahagianya dia, hampir tidak pernah akvititasnya tidak mendapatkan ijin dari ibunya — yang juga aktif di jamaah pengajian Aisyiyah Balongpanggang.
(Baca juga: Innalillahi, Anggota KOKAM Ini Wafat Tenggelam)
Di lingkungan tempat tinggalnya, Yudha dikenal sebagai pemuda yang sangat rajin melaksanakan shalat fardlu secara berjamaah. Dirinya hampir tidak pernah meninggalkan shalat jamaah di masjid, kecuali benar-benar ada uzur atau ketika tidak sedang berada di rumah karena mengikuti kegiatan ortom maupun persyarikatan.
Yudha, seorang pemuda yang masih berusia 25 tahun dan baru akan melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal besok ini sangat patut menjadi teladan bagi generasi muda Muhammadiyah. Pada usia yang masih sangat belia ini, Allah pun berkehendak lain. Pamitnya untuk tidak mengikuti Latihan Instruktur Baitul Arqom Zona 3 PW. Muhammadiyah Jawa Timur yang diselenggarakan di Surabaya adalah pamit untuk selamanya.
(Baca juga: Mengenang H Bisri Ilyas, Saudagar Sukses Bermodal Kejujuran)
Sabtu, 20 Mei 2017, pukul 19.30 Yudha menghadap keharibaan Allah untuk selama-lamanya, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Dalam perjalanan ke rumah sakit karena penyakit sesak nafasnya kambuh, disaksikan anggota keluarganya di dalam kendaraan, tanpa bimbingan siapapun Yudha melantunkan kalimat laa ilaaha illallah dengan tenang sebagai kalimat terakhir untuk menutup kehidupannya di alam dunia ini.