Ikut Perang
Nahla menerangkan, Ummu Imarah melakukan banyak hal mulia yang pada umumnya dikesankan hanya untuk dilakukan laki-laki pada masa itu, seperti turut hadir dalam perang. “Ummu Imarah juga seorang mujahidah yang mengikuti peperangan Rasulullah. Dia tidak pernah absen dalam aktivitas jihad Rasulullah,” ungkapnya.
Sampai Rasulullah mengatakan, “Dalam setiap peperangan, saya melihat ke kanan, ke kiri, ke depan, dan ke belakang, selalu yang tampak Ummu Imarah.”
Dia ikut Perang Uhud. Saat itu kaum Muslim mengalami kekalahan sebab pasukan yang sedang berperang bersama Rasulullah tidak menaati Rasulullah. Bahkan ada hoax Rasulullah telah meninggal.
Ummu Imarah sosok yang pemberani, cerdas, dan tegas. Dia menyimpan kekuatan luar biasa yang tidak dimiliki laki-laki. “Dalam kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan, serta cinta yang besar terhadap Rasulullah. Ini juga ditunjukkan dengan ikut menyiapkan peralatan dan makanan dalam peperangan, merawat orang yang terluka, dan melindungi Rasulullah,” papar Nahla.
Nahla menegaskan, peran Ummu Imaroh dalam peperangan sangat luar biasa. Dia membuktikan, perempuan bisa berperan sangat baik dalam perang. “Atas perjuangannya yang sangat besar, beliau berhak menjadi salah satu pendamping Rasulullah di surga,” imbuhnya.
Ketika Ummu Imarah memohon agar bisa menjadi pendamping Rasulullah di surga, Rasulullah mengabulkannya dengan doa: “Ya Allah jadikanlah Ummu Imarah beserta pasukanku sebagi pendampingku di surga.”
Selain ikut berperang, Nahla mengungkap, Ummu Imarah juga mempelajari dan mendalami al-Quran. Menurutnya, sangat baik jika jamaah mau mempelajari perempuan yang mencerahkan seperti Ummu Imarah ini.
“Sebab jika kita ingin memperbaiki tatanan masyarakat, maka kita harus memperbaiki kaum wanitanya dulu. Karena wanitalah yang melahirkan laki-laki yang berprestasi dan tulus membangun masyarakatnya,” imbuhnya.
Baca sambungan di halaman 3: Perempuan Berkemajuan