MTsM satu-satunya di Kota Surabaya ini Punya Ikon Liang Liong, Liputan Kontributor PWMU.CO Muhammad Zuhri.
PWMU.CO – Liang Liong sepanjang 12 Meter dibawa para siswa baru MTs Muhammadiyah (MTsM) 19 Surabaya dalam penutupan MPLS, Jumat (21/7/23).
Kegiatan yang dimulau pada pukul 08.00-09.00, itu menyusuri Jalan Pantai Kenjeran Lama-Sukolilo Bulak-Jembatan Suroboyo dan kembali lagi ke madrasah.
Madrasah yang berdiri di akhir tahun 2019, itu memasuki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang keempat. Adapun jumlah siswa baru MTsM 19 Surabaya dari tahun ke tahun, antara lain Tahun Ajaran (TA) 2020 sejumlah 29 siswa, 2021 sebanyak 46 siswa, dan pada 2022 dan 2023 masing 28 siswa.
“Bulan Mei 2023 kemarin, MTsM 19 meluluskan angkatan pertamanya sebanyak 29 siswa,” ujar Drs Supriyanto MPd, Kepala MTsM 19 Surabaya.
Menurut Supriyanto, perolehan siswa baru TA 2023 sebanyak 28 murid hampir mendekati target pagu yang ada. Sebab, lokal di MTsM 19 Surabaya sementara hanya ada tiga ruang kelas.
“Lokal kelas yang ada untuk kelas VII dan VIII masing-masing ada satu ruang, sementara kelas IX ada dua ruang. Terpaksa satu ruang yang awalnya untuk ruang guru, akhirnya kami jadikan ruang kelas,” jelas Supri, panggilan akrabnya.
Seperti diketahui, MTsM 19 Surabaya merupakan satu-satunya madrasah tsanawiyah yang dimiliki Muhammadiyah Kota Surabaya. Dan, hingga hari ini Muhammadiyah Kota Surabaya belum memiliki Madrasah Aliyah (MA).
“Seyogyanya di Surabaya memiliki Madrasah Muhammadiyah secara komplet. Ini untuk memperkuat eksistensi Muhammadiyah di Kemenag Kota Surabaya,” tegas Supri.
Ikon Liang Liong MTsM 19 Surabaya
MTsM 19 Surabaya berlokasi di lantai dua masjid Al Mustofa, Jalan Pantai Kenjeran Nomor 20 Bulak, Surabaya. Madrasah ini berada lingkungan pesisir, dekat Jembatan Suroboyo dan Pantai Ria Kenjeran.
“Sebagai sekolah baru kami ingin punya ikon yang bisa jadi identitas sekolah kami yang dekat pantai. Akhirnya kami pilih replika naga liang-liong. Sebab, patung naga liang-liong ada di Pantai Ria Kenjeran dan ada pantai Tuban dekat Klenteng,” aku Supriyanto yang juga kepala SMPM 1 Kapasan Surabaya periode 2008-2018.
Kini di MTsM 19 Surabaya terdapat replika liang-liong besar seukuran 12 meter untuk dimainkan sepuluh orang, dengan memegang sepuluh tongkat yang ada di bagian badan liang-liong.
“Alhamdulillah, kami berkolaborasi dan dipinjami liang-liong lengkap dengan alat musiknya serta dilatih selama dua tahun oleh sanggar budaya Indo Liong, yang berkantor di Simo Lawang, Simokerto, Surabaya,” katanya.
Sayangnya, lanjut dia, madrasahnya mengalami kesulitan tempat untuk menyimpan Liang Liong tersebut, karena tempat yang terbatas di atas masjid. “Kami butuh ruang khusus yang aman dan terkunci rapat,” tutup Supri. (*)
Editor Darul Setiawan.