Jadi Anggota Dewan
Sebagai pelopor kepemimpinan melalui KPU, Elvita berharap, perempuan muda Nasyiah bisa menjadi anggota dewan agar bisa menyuarakan kebutuhan perempuan. Elvita kini dia telah mengundurkan diri dari KPU karena mencalonkan diri sebagai legislatif.
Dia menilai, “Perempuan jika memimpin memiliki kelebihan dari laki-laki. Lebih inklusif, tidak untuk dirinya sendiri tapi lebih membuka diri.”
Dalam kesempatan itu, Elvita langsung membuka sesi tanya jawab agar diskusi lebih interaktif. Penanya pertama, Gresia Divi Hutami SPd dari Pimpinan Cabang NA Benjeng, menanyakan bagaimana menempatkan diri sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT) yang perlu berusaha bijak, tetap maju, walaupun dengan latar belakang partai yang berbeda.
Menurut Elvita, ketika partai-partai tersebut melakukan sosialisasi, maka perlu melihat rekam jejak dan kontribusi mereka untuk masyarakat di waktu sebelumnya maupun program apa yang sejalan dan akan dilakukan pada kampung tersebut jika nantinya terpilih. “Karena saya yakin bahwa Mbak Elvita sebagai ibu RT banyak dimintai tolong,” ungkapnya.
Sisi Positif Versus Negatif Berpolitik
Pertanyaan kedua datang dari Esti Darmawati A., perwakilan PRNA Suci. Sebelum bertanya, dia menekankan, perempuan adalah agen perubahan. “Namun ada kekhawatiran terhadap amanah sesungguhnya yaitu sebagai istri dan ibu akan terusik jika masuk ke dalam perpolitikan,” ungkapnya lantas meminta tips untuk mengatasi kekhawatiran itu.
Elvita menjelaskan, segala perilaku, tidak hanya dalam dunia politik, pasti memiliki dua sisi yaitu positif dan negatif. Baginya, dunia luar dipenuhi dengan banyak hal-hal yang bisa mereka lakukan agar tidak seperti katak dalam tempurung.
“Contoh terkait harga beras dan lombok. Ketika kita terjun ke dunia politik, kita bisa mengikuti perkembangan harga-harga tersebut dan bisa ambil peran nyata untuk mengatasinya,” ungkapnya.
Dia menegaskan, “Kita sebagai perempuan harus memiliki motivasi dan keluar dari zona nyaman! Pasti ada birokrasi yang kita ikuti.”
Di sesi terakhir diskusi panel itu, Elvita mengakui dirinya tidak suka politik. “Saya dulu juga tidak suka politik. Memang bagi sebagian orang itu dianggap sebagai hal yang tidak perlu,” kenangnya.
Tapi baginya, plus dan minus di perpolitikan, jika memang sesuai dengan arahan pasti akan menuai manfaat bagi pelaku politiknya. “Seperti Ketika kita diawasi banyak orang, maka kita akan menjaga nama baik Nasyiatul Aisyiyah. Karena caleg yang jadi nanti pasti akan membawa nama Nasyiah sendiri!” jawabnya mengakhiri diskusi panel siang itu. (*)
Liputan Irma Sonya Suryana Editor Mohammad Nurfatoni/SN