Manfaat Belajar Matematika
Kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan metode Matematika Nalaria Realistik atau dikenal dengan sebutan MNR. Kegiatan dikemas dengan sangat menarik dan membuat suasana menjadi aktif. Fasilitator pelatihan Ryky Tunggal Saputra Aji meminta peserta mencoba menjawab soal penalaran sederhana yang ditayangkan pada slide, kemudian peserta dapat menjelaskan alasannya.
Ryky mengawali dengan menayangkan video animasi manfaat belajar Matematika. Ia menyampaikan, belajar Matematika dapat melatih berpikir sistematis, mengembangkan logika, terlatih berhitung, mampu menarik kesimpulan, menjadi teliti, cermat, dan sabar. “Dan dengan metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, anak akan mudah memahami konsep pembelajaran Matematika,” kata dia.
Selain itu, Ryky juga menjelaskan manfaat belajar Matematika Nalaria Realistik (MNR). Pertama, membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Kedua, memudahkan anak mempresentasikan materi. Ketiga, memunculkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Keempat, mengembangkan pola pikir dan imajinasi baik dalam memahami ataupun menyelesaikan masalah.
Ryky meyakini anak-anak akan lebih mudah memahami Matematika dan terlatih penalarannya. “Sswa akan lebih mudah memahami pelajaran Matematika karena nalarnya terasah, dan siswa siap menghadapi berbagai kompetisi Matematika,” kata dia.
Kepala Bidang PPG KPM ini mengatakan, di KPM ada kelas reguler yang merupakan kelas pembelajaran yang mempelajari materi sesuai kurikulum sekolah dengan pendekatan metode MNR dalam pengajarannya. “Lalu ada kelas Pintar MNR yang merupakan kelas pembelajaran yang mempelajari materi sesuai kurikulum sekolah dan tambahan penguatan soal HOTS dengan pendekatan MNR,” sambungnya.
Dalam pengajarannya, kata dia, kelas Pintar MNR dapat dibuat di sekolah dalam bentuk KMS. Dan Kelas Berbakat yakni pembelajaran yang dilakukan di cabang dan sekolah center pusat KPM. Selain itu ia juga menjelaskan buku dan juklak mengajar masing-masing kelas.
Alur belajar MNR, sambung Ryky, berawal dari pemberian masalah nyata, kemudian pemahaman konsep (penalaran dan komunikasi, pemecahan masalah, eksplorasi) dengan permainan matematika, dan hasil akhirnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan dan materi lain.
Athiq Amiliyah mengaku bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini. “Kami juga akan mendiseminasikan kepada teman-teman guru di sekolah dan khususnya dalam pengelolaan manajemen pembelajaran di Klub MIPA Suprarasional (KMS) Cabang Gresik,” ungkapnya. (*)
Penulis Athiq Amiliyah Editor Ria Pusvita Sari