Misi Islam Berkemajuan
Ketiga, kata dosen luar biasa Fakultas Dakwah IAIN Suka Yogyakarta tahun 1993-1998 ini, Hizbul Wathan sebagai gerakan kepanduan Muhammadiyah tentu harus membawa misi Islam berkemajuan.
“Muktamar Ke-48 Muhammadiyah di Surakarta telah memutuskan Risalah Islam berkemajuan. Jadikan Iisalah Islam Berkemajuan menjadi jiwa alam pikiran orientasi tindakan dalam gerakan Hizbul Wathan maupun juga dalam pribadi dan kolektivitas para pimpinan Hizbul Wathon agar Hizbul Wathon sejalan dan seirama dengan Muhammadiyah yakni menampilkan Islam berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan,” tuturnya.
Keempat, melalui muktamar ini harus dihasilkan keputusan-keputusan yang terbaik.
“Hizbul Wathan harus benar-benar menjadi gerakan kepanduan yang unggul melebihi yang lain, karena Hizbul Wathan termasuk gerakan kepanduan yang tertua,” katanya.
Dia menegaskan, di saat banyak pihak lain atau lembaga kepanduan lain maju, maka Hizbul Wathan harus lebih maju lagi termasuk dalam peran kebangsaan di mana wathania atau sikap kebangsaan atau orientasi kebangsaan melekat dengan nama Hizbul Wathan.
“Hizbul Wathan harus hadir dalam kehidupan kebangsaan di berbagai aspek yang bersifat proaktif yang menunjukkan bahwa kader Hizbul Wathan adalah kader bangsa yang membawa pada kemajuan bangsa, sebagaimana misi Islam yang menebar rahmat bagi semesta alam,” pungkasnya.
Terakhir, Prof Haedar berharap semoga dengan Muktamar ini tetap mengikat persaudaraan Hizbul Wathan, dan semua yang terpilih maupun juga peserta bertanggung jawab atas segala keputusan Muktamar, sehingga Muktamar menjadi ajang yang membawa kemajuan Hizbul Wathan.
“Selama bermuktamar semoga Allah merahmati dan melimpahkan berkahnya,” ujarnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Mohammad Nurfatoni