Pandu Hizbul Wathan PAUD
Tantangan ketiga berkenaan dengan Pandu Hizbul Wathan PAUD. “Hizbul Wathan PAUD ini juga perlu kita kembangkan bersama, karena di kepanduan lain sudah bergerak menyasar ke sekolah kanak-kanak atau PAUD,” ujarnya.
Maka, kata Harun, yang perlu diperhatikan perihal Hizbul Wathan PAUD ini jenis kegiatan anak-anak PAUD seperti tepuk, menyanyi gerak dan lagu, kemudian materinya yaitu diambil dari SKT (Syarat Kenaikan Tingkat) tingkat Athfal, tapi diturunkan derajatnya.
Kemudian untuk seragamnya, kata Harun, tidak usah berpakaian seragam HW lengkap, karena dapat memberatkan orang tua. Namun cukup memakai kaos yang ada logonya Hizbul Wathan dan topi Hizbul Wathan.
“Karena Hizbul Wathan pra-Athfal jika menggunakan seragam Hizbul Wathan lengkap akan menghabiskan banyak biaya. Dan untuk kegiatannya bisa dilaksanakan dengan kemah keluarga, bernyanyi dengan bapak-ibunya, atau gurunya di tempat sekolah atau di tempat lain,” imbuhnya.
Keempat, soal pengembangan HW di perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA).
“Jadi kami sepakat memposisikan Hizbul Wathan di perguruan tinggi di bawah kabilah, tetapi anggota yang dilatih Penghela dan Penuntun,” tuturnya.
Maka dia berharap PTMA, segera membentuk kabilah agar bisa berjalan dengan baik proses pengaderannya.
Dan kepemimpinan yang ada di rektorat bisa masuk di jajaran pengurus kabilah. Dan yang dilatih adalah mahasiswanya. Posisi kabilah nanti bisa berkerja sama dengan kwartir cabang (kwarcab) atau kwartir daerah (kwarda) di sekitarnya.
“Dengan begitu kwarcab dan kwarda ada sumber daya manusia yang bisa menggerakkan kwartir di tingkat cabang dan daerah,” ujarnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Mohammad Nurfatoni