Pegang Pedoman Organisasi
Pedoman pertama tentunya al-Quran dan al-Hadist. “Sebagai pedoman kita selaku umat Muslim,” terangnya lantas menyebut pedoman kedua, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) organisasi. “Dilanjutkan kaidah-kaidah keorganisasian pedoman pelaksanaan dan petunjuk pelaksanaan teknis serta surat keputusan pimpinan di atas kita,” sambungnya.
Selanjutnya, kata Ifa, yang harus kader Nasyiah pegang teguh dalam menjalankan organisasi ialah tipe kepemimpinan kolektif kolegial. “Karena kita, sebagai ketua khususnya, tidak akan mungkin bisa menjalankan amanah sebesar ini tanpa ada kerja sama dari jajaran yang ada di PDNA maupun Yunda-Yunda yang ada di cabang dan ranting,” lanjutnya.
Selain itu, Ifa juga menegaskan pentingnya komunikasi efektif dua arah. Dia mengatakan, “Kita antar pimpinan daerah, cabang, dan ranting harus efektif dan ada timbal balik. Percuma kita punya program yang besar dan muluk-muluk tapi cabang dan ranting tidak memberikan timbal balik, maka Nasyiah tidak akan bisa berjalan dan berkembang.”
Terakhir, kata Ifa, kader Nasyiah perlu mengutamakan restu keluarga, khususnya suami. “Karena kita semua adalah aktivis perempuan yang tentunya sewaktu-waktu kita meninggalkan keluarga,” ungkap perempuan yang kini telah berkiprah di Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur ini.
Dilantik Juga Menangis
Menutup sambutannya, Ifa teringat saat awal mendapat amanah memimpin Nasyiah Kabupaten Gresik. “Kalau saya dulu saat diamanahi jadi ketua di tahun 2017 dan dilantik di bulan Juli 2017 juga saya berderai air mata, mengakhiri ini saya berderai air mata juga,” ujarnya. Suasana menjadi hening. Terdengar suara isak tangis Ifa di ujung sambutannya.
Usai mengusap air matanya berkali-kali dengan kerudungnya, Ifa berusaha melanjutkan sambutannya meski dengan terbata-bata, “Karena Alhamdulillah, akhirnya amanah saya sudah selesai.” Lagi-lagi ruangan menjadi hening. Sebagian peserta Musyda ikut menangis.
Salah satu peserta Musyda pun berinisiatif mendekati Ifa di podium untuk memberikan tisu. Ifa kembali mengusap air matanya. “Terima kasih dan mohon doa restunya karena saya sudah diamanahi Insyaallah di Jawa Timur dengan tanggung jawab yang lebih besar, maka dukungan dari Yunda semuanya dari Bapak dan Ibu dan dari Prof juga sangat penting untuk saya menjalankan tanggung jawab di Jawa Timur ini,” ungkapnya.
Ifa lantas menyatakan siap tetap membantu di Nasyiah Gresik. “Insyaallah, tapi entah boleh masuk struktural atau tidak, Insyaallah saya siap membantu karena sekarang sudah ketat peraturannya,” lanjutnya.
Ifa mengakhiri sambutannya dengan memohon maaf karena telah menangis. “Punten saya melow. Tadi saya sudah dipeseni Mbak Us (Usmawati, salah satu anggota PDNA Gresik 2016-2022) ojo nangis koyok tahun wingi, tapi saya gak bisa,” ujarnya. (*)
Penulis Nurul Azizah Editor Mohammad Nurfatoni/SN